Dringu (WartaBromo.com) – Penanggulangan banjir di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo tak cukup hanya dilakukan pemerintah daerah. Komisi VIII DPR RI mendorong BNPB turun tangan, agar banjir tidak menjadi siklus tahunan.
“Kami mendorong agar BNPB menggunakan dana tak terduga (TT). Untuk menunjukkan pembangunan tanggul secara permanen, termasuk normalisasi kali,” kata anggota Komisi VIII DPR RI, Anisah Syakur saat meninjau lokasi pengungsian korban banjir Dringu pad Jumat, 12 Maret 2021.
Ia menyebut, penanganan banjir di Dringu, harus lintas sektoral. Tidak cukup hanya mengandalkan pemerintah daerah. Kucuran dana tak terduga (TT) dari pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), diyakini mampu mengatasi banjir di pesisir Kabupaten Probolinggo itu.
“Kemarin bu gubernur sudah ke sini, insyaallah sudah bergerak untuk menangani. Tapi tidak menutup kemungkinan BNPB masuk untuk membenahi dan menyelesai infrastruktur yang rusak serta menyebabkan banjir,” ujar legislator dari Dapil II Jatim (Pasuruan-Probolinggo) itu.
Ia mengatakan tanggap darurat bencana yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah, sudah baik. Tempat pengungsian maupun pasokan makanan dinilainya memadai.
“Yang perlu diperhatikan pemerintah adalah bagaimana pasca banjir. Bagaimana ekonomi mereka, bagaimana rumah mereka, karena rata-rata korban banjir ini merupakan warga miskin,” lanjut wanita asal Pasuruan itu.
Dalam 11 hari, warga Kecamatan Dringu dilanda banjir. Berdasarkan data BPBD Kabupaten Probolinggo, rentetan banjir Dringu dimulai Sabtu (27/2/2021) petang.
Air Sungai Kedunggaleng meluap. Tanggul di sejumlah titik jebol, dibarengi dengan air laut pasang. Rumah warga di Desa Dringu dan Kedung Dalem terendam. Banjir terjadi lagi, bahkan lebih besar dibanding sebelumnya pada Minggu malam (28/2/2021).
Kemudian banjir ketiga datang Senin (8/3/2021) petang. Banjir ini juga melanda warga Desa Kalirejo dan Tegalrejo, yang sebelumnya tak terdampak. Semuanya masuk Kecamatan Dringu. Banjir keempat terjadi pada Rabu sore, 10 Maret 2021.
Di 4 desa itu, sedikitnya ada 1.837 keluarga dengan 5.692 jiwa yang terdampak banjir. Rinciannya, 529 keluarga (1.764 jiwa) di Desa Kedung Dalem; sebanyak 901 keluarga (2.641 jiwa) di Desa Dringu.
Di Desa Kalirejo, banjir menggenangi 350 keluarga (1.059 jiwa). Sementara di Desa Tegalrejo, tercatat 57 keluarga (228 jiwa). (saw/ono)