Pasuruan (Wartabromo.com) – Nelayan asal Tegalpongo, Kelurahan Ngemplakrejo, Kecamatan Panggungrejo, ini tewas di Perairan Juanda, Sidoarjo, Jumat (26/2/2021) malam. Ia meninggal setelah terjatuh ke laut.
Korban yang diketahui bernama Atim (30) ini merupakan anak buah kapal (ABK) 6 GT asal Kota Pasuruan. Ia jatuh ke laut usai tersangkut jaring ikan.
“Seorang nelayan meninggal terjatuh ke laut yang berada di Perairan Juanda, Kabupaten Sidoarjo, sekitar pukul 20.00 WIB. Korban jatuh tenggelam setelah tersangkut jaring yang ditebar,” kata AKP Poerlaksono, Kasat Polairud Polres Pasuruan, Sabtu (27/2/2021).
Berdasarkan keterangan dari para saksi, Poerlaksono menjelaskan, kemarin malam, kapal 6 GT Colombos tengah mencari ikan di Perairan Juanda. Mereka tengah mencari ikan Lemaren yang tengah musim di perairan tersebut.
Seperti biasa, seluruh ABK termasuk korban, menebar jaring ikan. Namun saat menebar jaring, korban tersangkut jaring yang ia tebar dan tercebur ke laut.
Poer menyebut, kondisi cuaca di tengah laut pada saat itu cukup tenang, kendati sedang hujan. Penerangan kapal yang minim membuat jatuhnya korban tidak diketahui rekan ABK dan nahkoda.
“Para kru kapal yang telah selesai menebar jaring, pun bertanya-tanya, ke mana perginya korban. Dicari-cari setiap sudut kapal kok tidak ada,” ujarnya.
Menduga korban tersangkut jaring, ABK lain segera menarik jaring yang sudah ditebar. Ternyata dugaan mereka benar, saat jaring sudah digulung mencapai setengah, terlihat jasad korban.
Mengetahui hal itu, seketika ABK lain sejumlah 6 orang segera menceburkan diri menolong korban dan membawa tubuh korban ke atas kapal.
“Saat mencari keberadaan korban, lampu dinyalakan, ABK lain sekaligus menarik jaring yang sudah ditebar. Ternyata jasad korban tersangkut jaring,” imbuhnya.
Mereka melaporkan kejadian ini ke Polairud Polres Pasuruan, dan segera bergegas kembali menuju Pelabuhan Kota.
“Kami yang mendapat laporan langsung sudah stand by. Namun saat korban datang di pelabuhan sekitar pukul 23.00 WIB kita cek, ternyata korban sudah meninggal dalam perjalanan. Guna memastikan kematian korban, kami bawa ke RS Purut,” jelasnya.
Sementara itu, keluarga korban sudah menerima kematian Atim. Keluarga menolak untuk dilakukan visum pada korban.
“Keluarga tidak mau (korban) divisum. Mereka menerima kejadian ini,” pungkasnya. (oel/may)