Kraksaan (WartaBromo.com) – Bupati Probolinggo meminta wartawan untuk tetap menjaga independensinya dalam membuat karya tulis. Tidak hanya mengejar sensasi atau jumlah pembaca (viewer).
“Saya tidak suka dengan judul berita yang clickbait atau bombastis. Berita yang hanya mengejar sensasi atau apa namanya, viewer. Saya tidak akan membaca atau mengklik tayangan yang seperti itu,” sebut Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari.
Ia mengatakan semua berita, baik yang berkualitas atau tidak, berita bagus dan jelek, maupun palsu (hoaks), semuanya berpotensi dibaca oleh kalangan masyarakat. Karenanya ia berharap wartawan atau jurnalis mampu menyajikan berita yang positif. Menginsipirasi masyarakat untuk berpikir dan bertindak baik. “Bukan berarti yang negatif tidak boleh ditulis,” lanjutnya.
Bebasnya arus informasi, keberadaan jurnalis diharapkan mampu mencerahkan, dengan mendapatkan informasi dari sumber yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Tidak termakan oleh kabar atau isu palsu (hoaks). Hal demikian, menurutnya, didapat ketika pewarta itu mempunyai kompetensi.
“Maka wartawan harus memiliki kompetensi yang baik melalui sertifikasi. Untuk sertifikasi saya support. Karena ini keharusan. Dengan adanya sertifikasi ini mampu menjawab kegelisahan yang saya rasakan. Mengingat di luar juga banyak pewarta yang (mohon maaf) abal-abal,” ujar Bupati Probolinggo 2 periode itu.
Sebagai pimpinan daerah, dirinya kata Tantri, tidak anti kritik. Ia mempersilakan awak media memotret Kabupaten Probolinggo dalam sebuah berita. Tentunya narasi yang disajikan sudah terkonfirmasi dengan baik. Sehingga menjadi sebuah evaluasi bagi pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan terbaik bagi warganya.
Tantri berharap pers yang profesional mampu menjadi pelatuk perkembangan wisata yang kini keok akibat pandemi Covid-19. “Bagaimana bisa tumbuh bersama, ending-nya satu. Yakni, untuk kemajuan bersama. Baik infrastruktur dan noninfrastruktur. Saling support dengan tugas masing-masing. Selamat Hari Pers Nasional,” kata istri Hasan Aminuddin itu.
Ketua PWI Persiapan Probolinggo Ahmad Suyuti mengatakan, pihaknya berupaya mengembangkan potensi wartawan Probolinggo. Salah satunya dengan menyelenggarakan uji kompetensi wartawan (UKW). Sertifikasi itu, dilakukan untuk memberikan kontrol atas apa yang ditulis. Sehingga tetap berada pada ruh undang-undang dan kode etik jurnalistik.
“Mengingat, di era modernisasi ini siapa saja bisa jadi wartawan. Pewarta tidak hanya menulis apa yang diterima. Namun, juga memikirkan sejauh apa dampak yang diberikan pada pembaca. Perlu atau tidaknya untuk ditulis dan dijadikan muatan berita,” ucap dia. (saw/ono)