Pasuruan (WartaBromo.com) – Cuaca buruk yang terjadi belakangan menyebabkan nelayan di Kota Pasuruan melaut tak menentu. Akibatnya, pendapatan mereka anjlok.
Ahmad, salah satu nelayan di Kecamatan Panggungrejo mengungkapkan, saat ini ia dan teman-temannya sesama nelayan hanya melaut dua sampai tiga kali selama seminggu.
Menurutnya, saat ini memasuki musim baratan, yakni angin kencang dari barat. Angin kencang menjadikan sejumlah nelayan khawatir dan memilih tidak melaut.
Meski begitu, kata Ahmad, ada saja nelayan yang tetap nekat melaut pada musim seperti ini. Namun jarak yang ditempuh para nelayan ini tidak sejauh biasanya.
“Kalau biasanya sampai Madura. Sekarang sampai Juanda. Tapi kadang-kadang pas baru berangkat, angin besar datang ya kembali lagi,” katanya saat ditemui WartaBromo, Jumat (05/02/2021).
Hal ini otomatis berimbas pada pendapatan para nelayan yang berkurang dari biasanya. Ahmad mengungkapkan, saat-saat seperti sekarang ini pendapatan nelayan usai melaut antara Rp20 ribu sampai Rp50 ribu. Padahal biasanya mereka bisa membawa pulang Rp80 ribu sampai Rp100 ribu.
“Kalau kepepet ya ngutang. Nanti dibayar setelah musim baratan. Panen ikan,” lanjut Ahmad.
Terpisah Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Pasuruan, Ihsan mengatakan, cuaca seperti sekarang memang sangat berdampak pada nelayan. Mereka yang tak bisa melaut akhirnya melakoni pekerjaan serabutan serta ada pula yang memperbaiki jaring dan mesin.
“Angin barat sangat kencang membuat nelayan tak berani melaut. Tapi nanti setelah angin barat selesai, panen ikan,” kata Ihsan.
Sementara itu, gelombang tinggi juga menerjang perairan wilayah Probolinggo. Kondisi itu berdampak terhadap puluhan kapal antar pulau yang tak bisa berlayar.
Kapal-kapal itu saat ini masih bersandar di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo.
Pihak syahbandar juga mengakui jika beberapa waktu terakhir, cuaca buruk berupa gelombang tinggi dan angin kencang terjadi di perairan utara Probolinggo.
“Cuaca buruk ini sebenarnya sudah berlangsung sejak 10 hari lalu. Kami juga dapat peringatan dari Direktur KPLP, terkait cuaca buruk sampai sekitar tanggal 7 Februari nanti,” jelas Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Kapten Subuh Fakurrohman, Kamis (4/2/2021).
Pada nelayan yang memaksa melaut, dipastikan hasil tangkapan ikan tak seimbang dengan biaya operasional.
“Diminta pada para awak kapal atau ABK, untuk selalu melengkapi diri dengan alat keamanan saat berlayar. Karena itu untuk nakhoda, nelayan, dan pemilik kapal agar memperhatikan kelayakan kapal, sebelum berlayar,”” pesannya.
Demi keselamatan, KSOP Kelas IV Probolinggo mengimbau bagi para nelayan untuk sementara waktu berhenti berlayar, sampai cuaca kembali normal.
Selain itu, KSOP akan lebih selektif memberikan izin berlayar. Terutama untuk sejumlah kapal antar pulau, dengan tujuan Irian Jaya dan Sulawesi. Diprediksi cuaca buruk di perairan utara Probolinggo masih mengancam hingga sepekan ke depan. (tof/lai/ono)