Pasuruan (WartaBromo.com) – RSUD Grati, Kabupaten Pasuruan punya 2 alat/mesin pemulasaraan jenazah covid-19. Alat itu sudah difungsikan sejak seminggu lalu.
Direktur RSUD Grati, Drg Dyah Retno Lestari mengatakan, kedua mesin tersebut sangat penting, mengingat pasien dengan covid-19 di RSUD Grati meninggal dunia, proses pemulasaraan sebelumnya dilakukan di RSUD Bangil.
Hal tersebut selain membutuhkan tenaga dan waktu yang cukup lama, diungkapkan juga membuat resah keluarga pasien.
“Banyak keluarga pasien yang gundah dan resah, karena masih harus dibawa ke RSUD Bangil untuk dipulasaraakan. Baru setelah selesai, kembali dibawa keluarga. Padahal wilayahnya jauh,” kata Retno, Selasa (12/01/2021).
Sejak seminggu lalu, RSUD Grati sudah melakukan pemulasaraan pada 4 (2 perempuan, 2 laki-laki) jenazah dengan covid-19.
Kata Retno, ada 6 petugas laki-laki (2 THL/tenaga harian lepas di antaranya) dan 2 petugas perempuan yang secara bergantian melaksanakan tugas pemulasaraan.
“Khusus jenazah perempuan, sesuai pesan Pak Wakil Bupati harus dipulasaraakan petugas perempuan. Kita sudah punya 1, kemudian hari ini ada yang melamar 1 orang lagi, sehingga kita butuh 1 orang lagi. Syaratnya di bawah 40 tahun dan harus punya fisik yang kuat, karena memindahkan jenazah dari mesin ke peti jenazah,” terangnya.
Alat yang merupakan pengadaan bersumber dari BTT (biaya tidak terduga) Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pasuruan tersebut ditempatkan di instalasi kamar jenazah yang letaknya di bagian belakang gedung RSUD Grati.
“Gedungnya kita pisah cukup jauh dengan layanan utama. Karena kebetulan ini khusus pasien covid-19, jadi harus dipisah sehingga kami tempatkan di bagian belakang,” ucapnya.
Cara kinerja mesin ini, sangat membantu dalam menghindari sentuhan fisik antara petugas dengan jenazah Covid-19, sehingga diyakini bisa mencegah penularan virus corona.
Mesin tersebut menurut Retno, dirancang tertutup dengan dilengkapi pelindung kaca plus terdapat aliran air seperti pancuran. Air tersebut bisa mengenai seluruh permukaan kulit jenazah, mengalir dari segala arah.
“Ada alat berbentuk lingkaran untuk meratakan aliran air sehingga mengenai seluruh permukaan kulit jenazah,” ungkapnya.
Selain menyemprotkan air ke seluruh permukaan kulit, mesin ini juga dilengkapi dengan alat yang bisa merubah posisi jenazah ke kanan dan ke kiri, tanpa kontak fisik secara langsung.
“Kalau dulu dimiringkan oleh petugas secara langsung, tapi mesin ini bisa bekerja supaya jenazah bisa dimiringkan ke kiri dan kanan,” imbuhnya.
Sementara itu, selama pemulasaraan jenazah Covid-19, seluruh petugas diwajibkan memakai hazmat. Sedangkan selama pemulasaraan, keluarga almarhum/almarhumah dilarang ikut memandikan, cukup melihat proses pemulasaran di ruang edukasi keluarga.
Menurut Retno, di ruangan tersebut disediakan TV layar datar yang menampilkan proses pemulasaraan jenazah covid-19 melalui CCTV atau televisi sirkuit tertutup.
“Semata-mata kita lakukan agar keluarga juga terhindar dari penyebaran covid-19. Tetap aman dan bisa melihat proses pemulasaraan jenazah melalui TV layar datar yang ada di ruangan,” jelasnya. (mil/ono)