Pasuruan (WartaBromo.com) – Sepanjang tahun 2020, ada 68 kejadian kebakaran di Kabupaten Pasuruan. Dari catatan kejadian itu, paling banyak karena korsleting atau hubungan arus pendek.
Kepala Pol PP Kabupaten Pasuruan, Bakti Jati Pramana mengatakan, jumlah kebakaran ini merupakan laporan kejadian yang ditangani oleh Pemadam Kebakaran (PMK) Kabupaten Pasuruan.
“Paling banyak korsleting dan yang tercatat adalah kejadian yang ditangani langsung oleh PMK Kabupaten Pasuruan,” kata Bakti, Minggu (27/12/2020) sore.
Dijelaskannya, kebakaran yang disebabkan korsleting terjadi bukan hanya pada rumah. Pabrik, gudang, lahan kosong, bengkel, hingga pasar juga dicatat mengalami kebakaran. Berdasarkan data laporan itu, rata-rata kebakaran terjadi pada rumah dan gudang.
“Kalau dihitung secara estimasi sebenarnya merata. Cuma paling banyak ya rumah dan gudang. Selebihnya pabrik, lahan kosong, sampai mebel, dan pasar,” terangnya.
Saat ditanya perihal penyebab kebakaran selain korsleting, mantan Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan ini mengatakan bervariasi. Tungku atau kompor, hingga bakar-bakar sampah, diungkap juga menjadi penyebabnya.
“Jadi penyebabnya bukan hanya korsleting listrik, walaupun memang dominan korsleting listrik. Ada sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya kebakaran,” tandasnya.
Dari seluruh peristiwa kebakaran sepanjang tahun ini, kata Bakti, tidak sampai ada korban jiwa. Namun, kerugian materil diperkirakan mencapai total Rp2 miliar lebih. “Kerugian materiil diperkirakan sudah masuk 2 digit miliar,” jelasnya.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar lebih memerhatikan jaringan listrik rumahnya. Tentu yang penting juga agar berhati-hati saat menggunakan kompor, baik elpiji, atau bahan bakar minyak, maupun kayu bakar.
“Saat ini sebaiknya masyarakat mulai merencanakan memiliki APAR di masing-masing rumah. Tujuannya, untuk pemadaman,” pungkasnya. (mil/ono)