Pasuruan (WartaBromo.com) – Insiden ambruknya empat ruang kelas SDN Gentong yang menelan dua korban jiwa telah setahun berlalu. Bahkan, kerabat korban mencoba mengenang peristiwa itu dengan melakukan tabur bunga.
Sepertinya rasa sedih masih menggelayut di benak Zubair, orang tua Irza Almira, siswi yang meninggal akibat insiden gedung ambruk.
Pada Jumat (25/12/2020) pagi, ia mendatangi sekolahan, kemudian menaburkan bunga di bekas ruang kelas yang dulu digunakan belajar anaknya.
Mengenakan kemeja warna hitam, Zubair membawa satu kantong kresek berisi bunga. Tangisnya pecah ketika menaburkan bunga di antara puing-puing dinding dan batu bata bongkaran kelas.
Zubair masih ingat di mana letak tempat duduk mendiang putrinya di kelas 2 B. Putrinya duduk di bangku paling belakang sisi timur. Ketika menyusuri puing-puing bangunan, ia menemukan barang-barang anaknya.
Barang-barang itu ialah sebuah map berwarna hijau bertuliskan nama anaknya, sebuah sandal berwarna merah muda, dan kotak wadah bekal anaknya sekolah.
“Ini punya anak saya. Saya masih ingat dulu saya belikan warna kuning, anaknya tidak mau,” kata Zubair dengan sesenggukan.
Ia kemudian menceritakan kembali peristiwa setahun lalu itu. Menurutnya ketika peristiwa terjadi, putrinya dua kali tertimpa bangunan.
“Pertama roboh putri saya tertimpa. Tapi masih sempat merangkak minta tolong. Kemudian setelah itu tertimpa tembok yang rubuh terkena kepalanya. Langsung tidak ada,” kenangnya.
Rasa trauma memang masih belum bisa hilang dari benak Zubair. Bahkan ia mengaku, tiap malam menangis jika mengingat putrinya. Ke depan, Zubair berharap tidak ada lagi peristiwa SD ambruk seperti ini.
“Cukup anak saya yang jadi korban,” kata dia lirih.
Sebanyak empat ruang kelas SDN Gentong yang ambruk tersebut saat ini tengah dalam proses pembongkaran. Struktur bangunan bagian atas, yakni bekas galvalum dan genteng sudah dirobohkan seluruhnya.
Rencananya bekas ruang kelas yang ambruk itu akan diratakan. Kemudian pemerintah membangun ruang kelas baru di bangunan sisi timur sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pasuruan, Mualif Arief mengatakan, rencananya selain empat ruang kelas baru, empat ruang kelas lain di SDN juga bakal direhab karena kondisinya dinilai mengkhawatirkan.
Seperti diketahui, insiden ambruknya empat ruang kelas SDN Gentong menelan dua korban jiwa yakni Irza Almira dan Sefina Arsi Wijaya. Irza Almira merupakan siswi kelas 2 B, sementara Sefina Arsi Wijaya merupakan guru honorer SDN Gentong.
Polisi menetapkan dua orang tersangka atas kejadian ini yakni Dedy dan Sutaji selaku rekanan yang mengerjakan rehab ruang kelas tersebut pada tahun 2012. Pengadilan memberikan vonis 3 tahun 6 bulan penjara.
Selain itu, polisi juga menetapkan satu orang ASN Pemkot Pasuruan, Rizal, sebagai tersangka dugaan korupsi atas proyek rehab empat ruang kelas ini. Kasus dugaan korupsi proyek rehab SDN Gentong tahun 2012 ini sampai saat ini masih dalam proses persidangan. (tof/ono)