Komentari Video Antrean Banpres UMKM, Teno Sebut Antusias, Gus Ipul: Memprihatinkan

1143

 

Pasuruan (WartaBromo.com) – Perbedaan cara pandang begitu kentara dalam sesi debat terakhir dua paslon yang dihelat KPU Kota Pasuruan, Sabtu (5/12/2020) malam.

Salah satunya, tersaji saat kedua paslon diminta menanggapi video yang diputar kala debat berlangsung.

Kebetulan, dalam video yang dipilih secara acak itu menampilkan membludaknya antrean pendaftaran bantuan presiden (banpres) bagi pelaku UMKM di kantor Dinas Koperasi dan UKM Kota Pasuruan.

Baca: Antrean Banpres UMKM Membeludak

Saking banyaknya, halaman depan kantor Dinkop terlihat berjubel, tanpa mengindahkan protokol kesehatan. Seperti mengenakan masker, hingga jaga jarak.

Cawali nomor urut 2 Raharto Teno Prasetyo yang mendapat giliran pertama menanggapi mengatakan, dari video tersebut dapat dipahami bahwa pandemi membawa dampak yang luar biasa bagi pelaku UMKM.

“Jadi, apapun kebijakan pemerintah pusat yang bersinergi dengan pemerintah daerah itu memberikan efek manfaat yang luar biasa. Terutama di bidang ekonomi, seperti bantuan yang diberikan dinkop,” kata Teno, sapaan Raharto Teno Prasetyo.

Menurut Teno, di tengah pandemi seperti sekarang ini, masyarakat begitu antusias mendapatkan bantuan. “Karena masyarakat butuh sentuhan kongkret agar laju perekonomiannya tetap jalan,” lanjutnya.

Senada dikatakan Cawawali Hasjim. Menurutnya, dari video tersebut bisa dikatakan, pemberian bantuan merupakan hal yang sangat penting.

“Ini bagian untuk menggerakkan roda perekonomian mereka. Itu tidak bisa kita pungkiri bahwa stimulus dari pemerintah sangat membantu,” jelas Hasjim.

Cawali urut 1 Gus Ipul sepakat dengan adanya bantuan oleh pemerintah dalam menekan dampak pandemi. Bahkan, harus dikawal. Mulai dari bantuan pusat, provinsi sampai daerah.

“Tapi, saya sangat prihatin. Di tengah kemajuan teknologi seperti sekarang ini, masih ada antrean-antrean seperti itu. Ini tentu sangat memprihatinkan,” kata Gus Ipul.

Selain itu, menurut Gus Ipul, pemandangan tersebut tidak sejalan dengan jargon Pemkot yang menyebut sebagai Kota Pasuruan sebagai Kota Cerdas (Smart City).

“Kalau kita menyebut sebagai kota cerdas, seharusnya teknologi menjadi basis pelayanan kepada masyarakat. Sehingga tidak terjadi antrean seperti itu,” terang Gus Ipul.

Jika pun tidak bisa memanfaatkan teknologi, pemerintah bisa mengerahkan tenaga atau SDM untuk jemput bola. “Pemerintah yang seharusnya datang. Bukan rakyat. Tapi, melihat gambar ini sungguh sangat memprihatinkan. Dan ini sangat berbahaya di tengah pandemi seperti sekarang,” jelas Gus Ipul.

Menanggapi komentar Gus Ipul, Teno menyebut bila sebelumnya pihaknya telah memberikan edukasi kepada masyarakat. “Tapi, apalah daya karena saat ini masyarakat memang membutuhkan,” kata Teno. (oel/asd)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.