Pasuruan (Wratabromo.com) – Setiap mobil biasanya dilengkapi dengan fitur lampu indikator engine check. Lampu tersebut akan memberi sinyal kepada pengguna jika terjadi masalah pada kendaraan.
Mengutip CNN Indonesia, indikator yang menyala tiba-tiba bukan serta merta ada kerusakan pada mesin. Ada beberapa hal juga yang dapat terdeteksi dari lampu indikator mesin. Apa saja?
1. Tutup bensin tak rapat
Usai membuka tutup tangki bahan bakar, biasanya ada yang teledor. Ada yang menutup tak rapat, ada pula yang bahkan lupa tidak ditutup.
Nah, kondisi tersebut terdeteksi oleh sensor pada ECU yang dianggap dapat membahayakan bagi Anda di dalam mobil atau lingkungan sekitar. Pasalnya, uap bahan bakar bisa saja memicu kebakaran dan berakibat fatal.
Jadi, tak ada salahnya untuk cek tutup tangki bahan bakar ketika lampu insikator check engine menyala.
2. Filter udara
Filter udara yang kotor juga dapat membuat indikator check engine menyala. Pasalnya, fikter udara erat kaitannya dengan mass airflow sensor. Jika filter terlalu kotor, debu atau kotoran dari luar dapat masuk dan menghambat suplai udara ke ruang bakar. Maka dari itu, penting untuk mengganti filter udara secara berkala.
Sekadar diketahui, idealnya filter udara dibersihkan tiap 10 ribu km dan wajib diganti tiap 40 ribu km. Tapi, ada beberapa mobil yang membutuhkan penggantian filter udara lebih cepat dari jarak tersebut lantaran faktor eksternal atau lingkungan.
3. Sensor oksigen
Lampu indikator check engine juga dapat mendeteksi adanya kerusakan sensor oksigen. Apabila sensor oksigen rusak atau tidak bekerja, maka dapat mengganggu kinerja mesin dan merusak catalytic converter.
4. Busi dan kabelnya
Meski kecil, busi yang tidak beres akan menimbulkan masalah besar. Ya, busi yang terganggu membuat konsumsi bahan bakar lebih boros lantaran pembakaran yang kurang optimal.
Bukan hanya busi, kabel busi yang tidak terpasang sempurna juga akan mengurangi pembakaran dan kinjrja busi. Nah, kondisi tersebut akan membuat indikator check engine menyala.
Maka dari itu, disatankan untuk rutin melakukan pengecekan. Biasanya, penggantian busi dilakukan pada jarak pemakaian 20 ribu km.
5. Cek aki atau baterai
Apabila lampu check engine menyala, bolowarmo juga bisa cek aki. Coba cabut kabel konektor negatif pada aki dan tunggu selama tiga detik. Jika sudah, pasang kembali kabel konektor negatif pada kubunya.
Apabila lampu indikator masih menyala, ada kemungkinan terjadi kerusakan pada sensor mobil.
Nah, itu tadi deretan kemungkinan yang terjadi ketika lampu indikator check engine menyala. Jadi, jangan buru-buru panik. Kalau sudah ditemukan masalahnya, bisa segera menuju bengkel terdekat dan dilakukan perawatan. (bel/ono)