Pasuruan (Wartabromo.com) – Kebersihan dan kesehatan menjadi konsen Adi Wibowo saat ini. Calon Wakil Wali Kota Pasuruan ini beberapa hari menyapa warga di dua tempat yang berbeda. Temanya tentang dua hal itu. Yakni, kebersihan dan kesehatan.
Pertama, Adi Wibowo menyapa warga di RW 01 Kelurahan Bugul Lor. Agenda kegiatan rutin yang dilakukan warga setiap Minggu pagi adalah senam bersama dan dilanjutkan kerja bakti. Usai senam, Mas Adi hadir bersama istri, Suryani Firdaus. Keduanya datang didampingi beberapa tim pemenangan. Kedatangan keduanya disambut hangat para warga.
Karena masih dalam rangka bersih-bersih lingkungan, Mas Adi pun tak sungkan untuk meminta sapu lidi dan juga cikrak. Begitu juga dengan sang istri yang karib disapa mbak Ani. “Alhamdulillah, saya senang melihat ibu-ibu dan bapak-bapak disini pada sehat semua. Senam bersama. Kemudian dilanjutkan kerja bakti. Bersih-bersih lingkungan. Ini kegiatan positif dan harus bisa menjadi budaya di masyarakat kita,” ujar Adi di sela-sela kerja bakti bareng warga.
Ia juga melihat soal minimnya sarana olahraga di Kota Pasuruan. Seharusnya ada fasilitas atau ruang public yang bisa dimanfaatkan para warga di skala kecil maupun besar. “Idealnya ada fasilitas ruang publik. Ada Ruang terbuka hijau. Ada keindahan kota. Ada sirkuliasi udara. Sehingga ada titik temu warga. Dan ini menjadi PR kita bersama,” tegas alumnus S2 Universitas Indonesia ini.
Ia pun berharap, jika nantinya paslon Gus Ipul-Mas Adi ditakdirkan oleh Allah dan mendapat mandat dari masyarakat Kota Pasuruan, ia bakal melakukan tata kota. “Ini yang penting. Ada sinergitas antara infrastruktur fisik dengan sumber daya manusia. Penataan secara infrastruktur dalam tata kota kalau jujur, kita tertinggal dari kota lain,” jelasnya.
Tidak bergeraknya Kota Pasuruan, menurut Adi, bisa dilihat dari indicator penilaian BPK RI selama beberapa tahun terakhir. Kota Pasuruan menjadi satu-satunya wilayah di Jawa Timur yang mendapat predikat penilaian keuangan Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Sebuah status yang cukup buruk sebelum predikat disclaimer.
“Dari 38 Kabupaten dan Kota di Jawa Timur, Kota Pasuruan satu-satunya yang WDP. 36 daerah lainnya WTP. Dan satu yang disclaimer yakni Jember. Ini karena ada disharmonisasi antara pemerintan dan dewan di Jember sana,” ujar pria yang pernah bekerja di Bappenas dan BPK RI ini.
Selain menyapa warga Bugul Lor, Adi kemarin juga melihat lebih dekat perkembangan atlet renang di Kota Pasuruan. Adi diundang Pengkot PRSI Kota Pasuruan untuk melihat para perenang berlatih di Kolam Renang Tirta Asri Petahunan.
Ketua Pengkot PRSI Kota Pasuruan, Agus Triono mengatakan jika potensi cabor renang Kota Pasuruan ini sebenarnya cukup membanggakan. Namun sayang belum ada sarana dan prasarana penunjangnya.
“Sebenarnya ada potensinya. Beberapa kali di even olahraga tingkat Jawa Timur, seperti Porprov, Popda atau Kejurda, atlet renang kita berhasil menyabet juara,” kata Agus.
Ia mencontohkan, dalam gelaran Porprov ke-6, cabor renang berhasil menyumbangkan medali perunggu untuk Kota Pasuruan. “Kota Pasuruan ini belum memiliki kolam renang yang memadai. Belum ada kolam renang yang memenuhi standarisasi atlet renang. Jadi, saya kira itu membuat atlet tidak bisa berkembang,” keluhnya.
Standarisasi kolam renang untuk atlet untuk latihan seharusnya minimal panjangnya 50 meter. Namun yang ada di Kota Pasuruan rata-rata hanya 25 meter. Sehingga, para atletnya tidak bisa mengembangkan latihan. “Saya berharap, mudah – mudahan ada perbaikan dan perubahan untuk pemimpin Kota Pasuruan,” doanya.
Mendengar keluhan itu, Mas Adi mengaku prihatin. Ia menyadari kondisi ini bisa mempengaruhi kualitas atlet. “InsyaAllah kalau saya dan Gus Ipul diberi amanah memimpin Kota Pasuruan, kami siap memberikan sarana dan prasarana yang memadai untuk peningkatan dan pengembangan kemampuan atlet Kota Pasuruan,” janjinya. (day/*)