Probolinggo (wartabromo.com) – Pucuk pimpinan Polres Probolinggo Kota, kini dijabat AKBP Raden Muhammad Jauhari. Seperti apa sosok mantan Kapolsek Metro Tanah Abang, Polda Metro Jaya itu?
Ditemui di Mapolres Probolinggo Kota, ia mengaku datang sepekan lebih awal di Kota Probolinggo. Maklum, ia buta tentang Bumi Banger ini. Ranah yang berjarak ratusan kilometer dari Ibukota Indonesia, Jakarta.
Ia memilih untuk mengenal dahulu, piranti dan sumber daya yang ada di Probolinggo. Dibarengi dengan seniornya, AKBP Ambariyadi Wijaya. “Kesan pertama di sini sepi ya,” sebutnya diiringi tawa ringan.
Dalam upacara pelepasan AKBP Ambariyadi Wijaya, peserta upacara mengumandangkan asmaul husna. Sebuah tradisi Islami yang diwariskan oleh mantan Kapolres Probolinggo Kota, AKBP. Iwan Setyawan.
“Baru kali ini, saya mendengar asmaul husna dibacakan dalam upacara. Semoga pembacaan ini, menjadi awal yang baik bagi saya dalam memimpin Polres Probolinggo Kota. Asmaul husna ini, juga menjiwai kita semua dalam bekerja dan mengabdi kepada masyarakat,” harapnya.
Jauhari, begitu ia akrab disapa, lantas menceritakan pengalaman selama menjadi polisi. Terutama saat memimpin Polsek Metro Tanah Abang selama 10 bulan. Wilayah Polsek Metro Tanah Abang, salah satunya adalah Gedung DPR/MPR. Aset vital pemerintahan itupun menjadi fokus utama pengamanan.
Seringnya gelaran demo, dan aktivitas lainnya, cukup menyita tenaga dan pikiran.
“Belum lagi Kawasan pasar Tanah Abang sendiri. yang terkenal terbesar di Asia Tenggara. Orang luar, kalau ke Jakarta, tahunya Tanah Abang dahulu,” cerita pria kelahiran Palembang itu.
Untuk menjaga kondusivitas di wilayahnya, Jauhari merangkul tokoh masyarakat yang ada. Karena bersifat heterogen, seluruh lapisan juga dirangkul. Dengan tujuan sama-sama menjaga stabilitas keamanan wilayah. Jabatan itu, membuatnya kenyang dengan pengalaman menghadapi masyarakat.
“Karakteristik masyarakat yang heterogen dan dinamis, termasuk dinamika kamtibmas, cukup menyibukkan hari-hari saya selama menjabat sebagai kapolsek. Sebuah modal sangat cukup untuk menangani wilayah hukum Polres Probolinggo Kota,” tuturnya optimis.
Jauhari sudah punya sedikit gambaran umum wilayah hukum Polres Probolinggo Kota.
“Yang terpenting itu pahami dulu internal di sini. Baru kemudian melangkah ke luar. Pendekatan dengan forpimda dan tokoh masyarakat itu juga penting,” tandas lulusan Akpol 2002 itu. (lai/saw)