Pasuruan (WartaBromo.com) – Pemkab Pasuruan menetapkan kondisi darurat sebagai antisipasi kemungkinan meningkatnya potensi bencana hidrologis akibat fenomena La Nina.
Hal itu disampaikan Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf merespons kondisi cuaca terkini di berbagai tempat. Penetapan status darurat dilakukan sebagai upaya meminimalkan dampak.
“Kami melakukan upaya pemetaan dan mitigasi bencana berdasarkan hasil analisa dari para ahli klimatologi dan hidrologi,” kata Bupati Irsyad.
Bupati menyebutkan, pihaknya intens melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk mengantisipasi dampak fenomena La Nina.
Dikatakan Irsyad, berdasar analisa BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) munculnya La Nina diperkirakan akan mempengaruhi curah hujan yang lebih tinggi.
“Koordinasi terus dilakukan dengan BMKG, baik BMKG Pasuruan, Juanda maupun BMKG Pusat untuk menggali data- data dan analisa terbaru kondisi cuaca,” lanjutnya.
Bupati dua periode ini pun meminta jajarannya, seperti Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) untuk merapatkan berisan, meningkatkan monitoring sebagai upaya preventif.
Seluruh elemen yang ada di kabupaten juga akan dikerahkan. Baik dari kepolosian, TNI, hingga ormas sosial keagamaan, untuk terlibat.
Pasalnya, berdasar rapat koordinasi yang dilakukannya, La Nina diyakini berdampak terhadap potensi terjadinya bencana hidrologis. Seperti banjir, angin kencang hingga tanah longsor.
Dalam konteks itu, meminimalisir risiko dan dampak menjadi satu-satunya menjadi hal yang mutlak agar tak ada korban.
Mengutip pasuruankab.go.id., fenomenLa Nina dengan intensitas sedang (moderate) kini tengah berlangsung di Samudera Pasific.
Hasil pemantauan indikator laut dan atmosfer menunjukkan, suhu permukaan laut mendingin -0.5C hingga -1.5C selama 7 dasarian terakhir (70 hari), diikuti oleh dominasi aliran zonal angin timuran yang merepresentasikan penguatan angin pasat.
Kepala BMLG, Sujabar mengatakan, munculnya kehadiran La Nina berpotensi menyebabkan volume curah hujan lebih tinggi dari biasanya.
Karena itu, ia pun meminta masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, seperti banjir, longsor dan angin kencang meningkatkan kewaspadaan. (oel/asd)