Pasuruan (WartaBromo.com) – Selama Covid-19 masih mewabah, kecurigaan banyak orang terhadap rumah sakit masih tinggi. Sikap apriori yang tidak berdasar itu muncul karena ketidaktahuan.
Hal ini sempat digambarkan para pegawai RSUD dalam sebuah fragmen di video singkat. Fragmen itu dimainkan sekitar lima orang. Berikut beberapa dialog yang tergambar dalam fragmen berikut:
“Ingin ke rumah sakit, tapi takut sama covid-19. Lagian di rumah sakit banyak pasien covid…ih takut!” ujar salah satu pemeran wanita berjilbab kuning.
“Corona itu ono temenan ta?” sambung wanita lainnya.
Kemudian ditimpali dengan jawaban wanita dengan lagam campuran Jawa-Madura. “Eh, ndak percoyo koen…doremmah. Covid iku jaremu ndak ono. Ati-ati riko. Aku ae wis kenek,” cetusnya.
“Aduh, aku sakit diare. Perutku sakit..aduh. Ada Corona” keluh pemeran wanita lainnya.
Ada juga pemeran lain. Kali ini yang sakit bagian gigi atau terkena tipus.
“Duh, sakit gigit, tipes. Ujung-ujungnya covid atau malah dicovidkan”?
Dan dialog fragmen bagian akhir sempat mengundang nada curiga. “Hei…denger-dengar RS cari untung ya…? Semua pasien dicovidkan?”
Sekelumit dialog dalam fragmen ini mungkin mengemuka dalam pikiran anda. Bahkan, sudah menjadi keyakinan oleh masyarakat. Meskipun pikiran suudzon itu belum bisa dibuktikan secara pasti. Nah, ingin tahu jawabannya?
Kepala Bidang Penunjang RSUD Bangil, Dr dr Aslichah, MKes AFP mengakui jika semua itu terjadi karena ada prosesnya. Kenapa bisa seperti itu, tentu ada ceritanya. “Kalau orang awam yang melihat atau mendengar cerita ini tentu bisa jadi salah persepsi atau misskomunikasi,” ujar Dr Aslichah.
Kemudian ia menjelaskan, bahwa gejala utama orang yang menderita Covid-19 sudah banyak disampaikan. Misalnya demam tinggi 85 persen. Batuk. Sesak nafas. Tergantung virusnya menyerang di bagian mana. Dan sampai dimana menyerangnya. Termasuk gangguan indra pembauan. Pengecapan jadi tidak terasa.”Lemah letik lesu loyo lunglai. Sakit semua. Ini bisa menjadi gejala yang ditimbulkan,” imbuhnya.
Soal ada atau tidaknya penyakit Covid-19 juga ditegaskan Dr Budi Santoso Sp PD Finasim. Dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Bangil ini menegaskan, jika Covid-19 itu betul-betul penyakit yang nyata. Penyakit yang ada betulan. Bukan bohong bohongan.
“Di luaran banyak berita hoax atau bohong. Mereka bilang Covid hanya rekayasa. Itu salah. Covid itu ada dan ini bisa dibuktikan secara ilmiah,” tegas dr Budi.
Untuk meyakinkan ucapan nya itu, RSUD juga mengajak testimoni para pasien Covid-19 yang sudah sembuh. Dalam tayangan video itu, para pasien Covid menegaskan jika pasien Covid-19 bukanlah aib. Sehingga perlu gerakan terbuka untuk menyelamatkan kita semua.
”Saya positif Covid dan saya sembuh. Covid bisa disembuhkan. Covid bukan akhir dari segalanya. Corona bukan aib. Covid bukan aib. Pasien covid jangan dikucilkan,” begitu pinta para pasien Covid yang sembuh dari RSUD Bangil ini.
Salah satu pasien sembuh juga menegaskan, Covid adalah masalah kita bersama. Covid bukan seseram yang diberitakan media. Covid tidak perlu ditakuti. Ayo, ada gerakan terbuka untuk menyelamatkan semua.