Ada beberapa hal yang selama ini sudah dijalankan Bank Jatim terkait dunia Pendidikan. Pertama, tentang transfer knowledge (transfer ilmu pengetahuan). Termasuk didalamnya, kolaborasi menyelaraskan dengan kurikulum. Antara teori dengan praktek. Sehingga, antara Pendidikan dengan dunia usaha bisa link and match.
Kedua, Bank Jatim juga sudah melakukan sebagai guru tamu. Sharing pengalaman kepada sekolah-sekolah tentang dunia perbankan. Ketiga, Bank Jatim juga siap jika ada sekolah yang menginginkan magang atau Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
Karena Bank Jatim Pasuruan memiliki 7 cabang pembantu, 5 kantor kas, dan 4 payment point.
Lalu, keempat, Bank Jatim juga sudah membantu terwujudnya lab mini bank di SMKN Prigen. Apalagi di SMKN tersebut juga ada prodi Akuntansinya. Sehingga selaras untuk dilakukan simulasi perbankan di sekolah.
Kelima, Bank Jatim juga sudah melakukan upaya rekrutmen dari para siswa SMK/SMA untuk bekerja di Bank Jatim atau capem yang dimiliki. Tentunya harus memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku. “Kami juga sudah menyerap tenaga kerja dari lulusan SMA/SMK dari Pasuruan sendiri,” cetusnya.
Dan keenam, Bank Jatim juga berupaya melakukan penampungan terhadap out put yang dihasilkan para siswa SMK. Misalnya, jasa service AC, Bank Jatim sudah menjalin kerjasama dengan SMKN Gempol. Lalu, hand sanitizer dibeli dari SMKN Grati. Kemudian juga produk kewirausahaan.
“Jadi, output para siswa kita beli. Kita sebagai usernya. Jadi dari hulu sampai hilir, Bank Jatim hadir untuk peningkatan Pendidikan di Pasuruan Raya ini,” tegas Deddy. (day/*)