Pasuruan (Wartabromo.com) – Politisi senior, Pudjo Basuki tampil di muka publik. Lama tak terdengar kabarnya, mantan Wakil Wali Kota Pasuruan dua periode ini hadir menyapa warga Kepel Kota Pasuruan, Jumat malam (16/10).
Pudjo diberi kesempatan untuk sambutan pertama. Di sampingnya duduk Adi Wibowo, calon wakil wali kota pendamping Gus Ipul, senior pergerakan H Abd Qodir, dan tuan rumah H Rustam.
Performa Pudjo di depan mikrofon seperti macan podium. Suaranya lantang menggelegar. Membakar semangat semua yang hadir tadi malam. “Akeh sing ngomong, Pak Pudjo ape mbalik nek kandangne (Banyak yang bilang kalau Pak Pudjo mau balik ke partainya lagi, red),” ujar Pudjo tadi malam.
Sinyalemen itu kemudian ditepisnya sendiri. “Betapa bodohnya saya, kalau saya tidak memilih nomor 1. Bagi saya ini masalah moral. Masalah tanggung jawab kepada masyarakat Kota Pasuruan,” tegasnya.
Pudjo sendiri merasa terpanggil untuk mendengar suara hati masyarakat Kota Pasuruan. Bahkan, ia juga kerap mendengar suara masyarakat. “Pak Pudjo ini ape milih sopo? Apak apakno jenenge pak Pudjo yo Banteng moncong putih. Tapi iki mimpin pemerintahan, mimpin rakyat Kota Pasuruan. Sanes mimpin partai (Pak Pujdo mau memilih siapa nanti? Bagaimanapun juga namanya Pak Pudjo itu ya tetap Banteng moncong Putih. Tapi iki memilih pemimpin pemerintahan. Memimpin rakyat Kota Pasuruan. Bukan memimpin partai, red),” tegas suami politisi senior PDIP, Luluk Mauludiyah ini.
Pudjo merasa sudah mengenal Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sejak berada di Jakarta pada 1996. Dalam satu pergerakan yang sama. Satu maksud dan tujuan yang sama. Ia juga menceritakan soal pertemuan antara Bu Mega dengan Gus Dur kala itu.
“Jadi, saya memang sudah mengenal Gus Ipul cukup lama. Selama beliau menjabat DPR RI, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, Wakil Gubernur dua periode, pernah ndak panjenengan mendengar kalau Gus Ipul tersandung masalah. Ndak pernah. Track record inilah yang menjadikan saya mantab memilih Gus Ipul-Mas Adi,” tegasnya sembari disambut tepuk tangan yang hadir.
Memimpin Kota Pasuruan, lanjut Pudjo tidak bisa sekadar coba-coba. Atau meraba-raba. Nanti yang jadi korban adalah rakyat Kota Pasuruan sendiri. Harus orang yang siap sebagai kepala daerah. Siap untuk lakukan perubahan. “Pasuruan butuh sosok, figur yang tepat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Kenapa ke Gus Ipul? Karena beliau sudah banyak makan asam garamnya urusan pemerintah. Dari pusat hingga provinsi. Masyarakat Kota butuh pemimpin yang siap lakukan perubahan. Yang bisa menerobos pusat dan wilayah provinsi,” tegasnya.
Kenapa perlu terobosan sampai ke pusat? Pudjo menjelaskan, jika dirinya sudah sangat paham terhadap potensi dan kemampuan daerah. Pendapatan Kota Pasuruan hanya sedikit. Jika hanya mengandalkan pendapatan daerah yang dimiliki, tidak mungkin bisa menyejahterakan rakyat.