Pasuruan (Wartabromo.com) – Bagi kaum milenial, dunia politik biasanya tidak menarik. Mereka cenderung apatis. Ya, mungkin karena politik tidak pernah melirik kiprah mereka. Atau warna warni politik kerap membuat mereka baper (bawa perasaan). Janji-janji politik pun sering PHP (Pembuat Harapan Palsu). Bener ndak?
Narasi di atas inilah yang coba disuarakan kamu milenial, Senin sore (5/10) tadi. Mereka berdiskusi asyik, tanya jawab, bahkan berdebat kecil agar eksistensi mereka diperhatikan. Kepolosan di dunia politik inilah yang coba dipahami Adi Wibowo, salah satu calon wakil walikota Pasuruan 2020. Obrolan mereka begitu sambung. Saur manuk. Sehingga, konsep yang diobrolkan pun terasa hidup.
“Mungkin pemuda saat ini mulai kecewa dengan keadaan politik saat ini. Mudah baper. Janji-janji yang disampaikan tidak sesuai dengan fakta-fakta yang ada,” ungkap Kima, salah satu peserta diskusi.
Ada sekitar 50 pemuda-pemudi yang hadir di Posko Pemenangan Gus Ipul-Mas Adi, Jl Panglima Sudirman, sore itu. Mereka semula tampak canggung berbicara soal politik. Mereka juga masih ragu, apakah suara hati mereka bisa dibaca oleh Adi yang belum mereka kenal sebelumnya.
“Saya paham dengan psikologis adik-adik. Tapi yang perlu adik-adik pahami, bahwa pendidikan politik pada kaum muda atau generasi milenial saat ini sangat penting. Karena hampir semua sendi kehidupan dipengaruhi oleh kebijakan dan keputusan politik. Dan adik-adik lah yang nanti akan menggantikan para orang tua untuk mengelola negara atau Kota Pasuruan ini,” ujar Adi Wibowo memberi pencerahan.
Adi memang dikenal sebagai calon yang dekat dengan kaum milenial. Selain masih berusia muda, karakter pembicaraan dengan kaum muda cepat sambung. Ia pun menjawab soal janji pemerintah yang tidak terealisasi dengan waktu cepat.
“Seperti halnya banjir. Tidak mungkin setahun permasalahan banjir akan selesai. Pasti butuh proses dan basis data yang kuat untuk itu. Butuh sinergitas antar daerah, provinsi dan pusat. Jadi jangan mudah baper ya,” jelasnya sambil tersenyum.
Habibi, kaum milenial lainnya meminta Adi Wibowo soal pentingnya industri kreatif, ekonomi kreatif dan fasilitas untuk pengembangan pemuda. “Ekonomi kreatif dan proses pemuda, visi-misi itu adalah hal yang sama. Hal yang memang diiinginkan oleh pemuda saat ini,” tandasnya.
Ada juga Ibnu Rusut Sarawiti. Pemuda kelahiran NTT yang kini bertempat tinggal di Kota Pasuruan. Sebagai pemuda luar daerah, ia berharap tidak ada isu rasisme di Kota Pasuruan. “Pengembangan pemuda saat ini kami butuhkan. Tapi mohon maaf sebelumnya. Isu rasisme diharapkan tidak ada di Kota ini,” pintanya.