Suka berwisata sambil berpetualang? Tak ada salahnya mencoba Jumpinang River Tubing, sebuah wisata alam di kaki Gunung Arjuno. Pasti seru.
Oleh: Miftahul Ulum
WISATA yang mengandalkan bentangan terasering sawah dan segarnya sungai Jumpinang ini terletak di dusun Manggihan, desa Sumberrejo, kecamatan Purwosari.
Ketika WartaBromo berkunjung ke sana, Minggu (20/09/2020) lalu, destinasi baru ini lumayan ramai oleh wisatawan dari berbagai daerah yang tengah rafting.
Fasilitas yang dikelola BUMDes Sumberrejo, Kecamatan Purwosari ini menonjolkan river tubing (mengapung di atas ban mengikuti arus sungai) sebagai kekuatan utamanya.
Melalui salah satu santri Wali Songo, Jumpinang Rafting berhasil menjuarai Kompetisi Lomba Digital yang diadakan oleh KNPI Kabupaten Pasuruan (17/9/2020).
Jumpinang Rafting mulai dibangun sejak September 2018, atas inisiatif pemuda Manggihan dan difasilitasi oleh Nulianto sebagai kepala dusun Manggihan.
Sejak saat itu, dari keputusan rapat, dbuatlah wisata Jumpinang Rafting. Dengan modal yang didapat dari saham Rp 1 juta per pemuda, dimulailah pembangunan Jumpinang Rafting.
“Semuanya inisiatif warga dan pemuda, saya mendampingi saja, ini yang mengelola anak-anak SMA. Anak lulus SMA, itu yang menjaga tiket salah satunya,” ungkap Nulianto kepada Wartabromo, sembari menikmati angin sejuk di bawah pohon kersen.
Biaya masuknya cukup murah, yaitu Rp 3 ribu per orang. Wisatawan sudah bisa menikmati pemandangan indah terasering sawah dan jernihnya sungai Jumpinang.
Jika kurang, pengunjung bisa menambah Rp 20 ribu untuk bisa menikmati keseruan river tubing mengarungi sungai Jumpinang sejauh 1,5 km. Atau, Rp 50 ribu untuk rute hingga 3 km.
Saat Wartabromo kesana, terlihat 10 orang tengah terlentang di atas ban mengikuti arus sungai Jumpinang yang segar dan jernih. Mereka berteriak keasyikan tatkala ban yang menyangga tubuhnya bergerak turun, melewati arus.
Selain river tubing, wisatawan semakin dimanjakan dengan beragam wahana lain yang ditawarkan oleh Jumpinang Rafting. Salah satunya adalah flying fox sepanjang 220 meter, sebuah flying fox terpanjang di Kabupaten Pasuruan.
“Ini ada flying fox terpanjang di Kabupaten Pasuruan, tapi sedang diperbaiki, wisatawan juga bisa memancing di kolam yang kami sediakan, terapi ikan, dan bisa sekedar bersantai bersama keluarga sambil melihat pemandangan,” tutur Nulianto, kepala Dusun Manggihan dengan penuh semangat.
Jumpinang Rafting buka setiap hari. Kondisi semakin ramai apabila memasuki weekend, pengunjung bisa lebih dari 100 orang. Ketika awal pandemi, Jumpinang rafting tutup, dan dibuka kembali Juni 2020 pada saat new normal.
Tidak hanya dikunjungi oleh wisatawan lokal saja, beberapa wisatawan dari Jakarta, dan Surabaya sering memilih berwisata di sini. Bahkan turis mancanegara beberapa kali juga pernah menikmati keseruan river tubing di Sungai Jumpinang.
Sejak awal dibuka, Jumpinang Rafting dikelola secara mandiri oleh warga Manggihan. Pemerintah sifatnya membantu mempromosikan dan memfasilitasi pengembangan wisata saja.
Total sudah 105 orang, yang menanamkan modal di Jumpinang Rafting. Mayoritas pemuda, hanya sedikit orang tua yang ikut-ikutan karena anaknya menanamkan modal disini.
Promosi yang dilakukan oleh pengelola Jumpinang Rafting sampai saat ini sudah merambah media sosial, seperti Facebook, dan Instagram. Promosi dari “mulut ke mulut” semakin menebalkan pengalaman mengasyikkan berwisata di Jumpinang Rafting.
Dari penuturan Nulianto, omzet Jumpinang Rafting dalam satu tahun mencapai Rp 500 juta. Keuntungan ini dikelola secara mandiri dan dibuat modal untuk membangun berbagai wahana baru di Jumpinang Rafting.