Pasuruan (WartaBromo.com) – Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pasuruan Gus Ipul dan Adi Wibowo kembali menyapa konstituennya di Kota Pasuruan. Kali ini giliran Paguyuban Guru Madrasah Diniyah (Madin) dan TPQ yang bertemu Gus Ipul dan Adi Wibowo.
Pertemuan itu berlangsung di Kolam Renang Tirta Citra Indah, Petahunan, Gadingrejo, Kota Pasuruan, pada Rabu (23/9).
Dalam pertemuan ini, Gus Ipul menyebut, bahwa peran Madin dan TPQ sangat penting dalam membangun generasi penerus, khususnya dalam menanamkan nilai-nilai agama.
Tantangan saat ini, kata Gus Ipul, bagaimana Madin dan TPQ terus eksis di tengah gelombang modernisasi pendidikan yang begitu dinamis.
“”Kalau dulu, siswa berangkat pagi ke sekolah umum, sore berangkat ke madin. Nah, kalau nanti saya dan Mas Adi diberikan izin dan diberi amanah memimpin Kota Pasuruan, saya akan tetap menjaga eksistensi madin, makanya nanti akan saya siapkan agar madin di sini tetap eksis,” kata Gus Ipul.
Untuk itu, lanjut Gus Ipul, mengingat peran lembaga ini sangat penting, kesejahteraan para guru-guru pengajarnya juga penting untuk diperhatikan.
Gus Ipul mengatakan, informasi yang ia dapatkan, selama ini guru-guru Madin dan TPQ dan lembaga pendidikan sejenis, mendapat bantuan dari pemerintah yang besarannya antara Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu per bulan.
“Saya kira itu masih ada peluang ditingkatkan. Kalau ngomong ideal, ya idealnya semakin banyak semakin lebih baik. Karena tugas dan tanggung jawab guru madin, TPQ ini sangat penting,” imbuh Gus Ipul.
Senada dengan Gus Ipul, Adi Wibowo menambahkan, pendidikan Madin dan TPQ adalah sebagian pendidikan yang tidak terpisahkan dengan sekolah-sekolah lainnya yang ada di Kota Pasuruan.
“Nanti saya bersama dengan Gus Ipul akan merumuskan dan mengatur APBD Kota Pasuruan, sehingga cukup dan bisa menambah bantuan ataupun support untuk operasional guru – guru madin di Kota Pasuruan,” imbuhnya.
Sementara itu, terpisah, salah satu guru Madin yang hadir yakni Nur Wahid menjelaskan, guru madin dan TPQ di Kota Pasuruan ini jumlahnya sekitar 500 orang.
Memang secara pribadi, Nur Wahid dan guru-guru lainnya mengaku ikhlas dalam mengajar murid-muridnya. Namun jika ada harapan untuk kenaikan bantuan, guru madin sangat bersyukur.
“Kami hanya berharap, agar bantuan operasional yang kami terima ini pantas, wajar dan berkah sehingga ilmu yang kami berikan ini bermanfaat untuk anak-anak Kota Pasuruan,” ujar Nur Wahid. (tof/day/*)