Pasuruan (WartaBromo.com) – Plt. Asisten Pemerintahan Kota Pasuruan, Kokoh Arie Hidayat menyampaikan klarifikasinya terkait pernyataannya yang memicu polemik.
Saat hadir dalam sesi live by phone D’Jandoman, Kokoh, biasa ia disapa tak bermaksud mendiskreditkan pihak manapun terkait penyebaran Covid-19 di wilayahnya.
“Pada prinsipnya, banyak kluster perkantoran dari luar kota, kemudian bawa masuk dan akhirnya jadi kluster keluarga di Kota Pasuruan,” terang Kokoh.
Kokoh menjelaskan, luar kota yang dimaksudkannya bukan hanya Kabupaten Pasuruan. Tapi juga Sidoarjo, hingga Malang.
Namun demikian, ia menggarisbawahi bahwa apa yang disampaikannya bukan dalam maksud mendiskreditkan. Tetapi, lebih pada konteks peta penyebaran sesuai hasil tracking yang dilakukan.
“Kayak begitulah. Ndak ada yang terlalu bagaimana-bagaimana kok Mas. Jadi itu konteksnya adalah dari hasil pemetaan yang kami lakukan,” katanya.
Karena itu, Kokoh pun meminta agar persoalan tersebut tidak diperuncing. Sebaliknya, ia mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk kembali berdisiplin, mematuhi protokol kesehatan.
Baca: kabupaten dituding jadi penyebab zona merah bupati sindir keras pejabat pemkot
Dikatakannya, sebelumnya, sejak 11 Agustus lalu, Kota Pasuruan berstatus orange. Namun, pada pekan lalu, kembali masuk zona merah.
Menurut Kokoh, perubahan status itu terjadi menyusul banyaknya kasus baru dari kluster keluarga. Selain itu, juga angka kematian yang relatif tinggi. Mencapai 11 persen.
Terkait banyaknya angka kematian itu, menurut Kokoh, rata-rata karena respons yang terlambat dari para pasien.
Kebanyakan, lanjut Kokoh, pasien yang meninggal terlambat dibawa ke rumah sakit. “Mereka sudah parah, baru dibawa ke rumah sakit. Jadi, sore masuk, paginya meninggal. Banyak yang begitu,” jelas Kokoh.
Karena itu, Kokoh pun mengimbau kepada masyarakat bila mengalami gejala Covid-19, seyogyanya segera dibawa ke rumah sakit. Dengan begitu, cepat mendapat penanganan. (tof/asd)