Pasuruan (WartaBromo.com) – Pandemi Covid-19 membuat fiskal daerah terseok-seok. Bahkan, hingga triwulan ketiga berjalan, realisasi anggaran daerah jauh dari harapan.
Di Kabupaten Pasuruan, merujuk Laporan Realisasi Anggaran (LRA) yang diterbitkan Kementerian Keuangan, anggaran pendapan sebelum perubahan diproyeksikan sebesar Rp 3, 5 triliun.
Namun, hingga triwulan ketiga tahun ini, realisasi pendapatan hanya sebesar Rp 1, 5 triliun. Dana perimbangan dari pusat yang semula diproyeksikan mencapai Rp 2, 2 triliun, hanya terealisasi Rp 960 miliar.
Bukan hanya dana perimbangan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga belum mencapai separo dari target. Dari Rp 731 M yang ditargetkan, terealiasi Rp 313 M. Rp 167 M di antaranya berasal daru pajak daerah.
Di sisi lain, tidak maksimalnya pendapatan ikut berdampak pada postur belanja daerah. Pada APBD lalu, total belanja dianggarkan sebesar Rp 3, 8 triliun. Tapi, hingga triwulan ketiga, terealisasi sebesar Rp 1, 7 triliun.
Realisasi belanja paling besar terdapat pada pos hibah yang lebih dari 100 persen. Dari total Rp 165 M yang dianggarkan, realisasinya mencapai Rp 175, 7 M.
Sementara bansos, dari Rp 38 M yang dialokasikan, terealisasi sebesar Rp 16, 7 M. Begitu juga dengan belanja modal. Dari alokasi sebesar Rp 656 M, terealisasi sebesar Rp 31, 5 M. Sementara belanja barang dan jasa, terealisasi Rp 256 M dari anggaran sebesar Rp 1 triliun.
Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf dalam nota pengantar perubahan APBD 2020 mengakui, pandemi Covid-19 yang terjadi membawa dampak di berbagai sektor. Termasuk keuangan daerah.
Karena itu, ia pun memastikan agar penggunaan anggaran berlangsung secara efektif dan efisien. (tof/asd)