Tongas (wartabromo.com) – Ratusan warga datangi RSUD Tongas, Kabupaten Probolinggo, Selasa (1/9/2020) malam. Mereka tak menghendaki seorang kerabat yang meninggal dilakukan pemulasaraan dengan protokol Kesehatan.
Sekitar seratus lebih warga Desa Dungun dan beberapa desa di Kecamatan Tongas, memadati halaman RSUD Tongas. Warga ini bermaksud meminta izin pihak rumah sakit membawa jenazah Karsiani (65) agar dapat diurus kerabatnya di rumah.
Massa menolak rencana pihak rumah sakit yang hendak melakukan pemulasaraan sesuai protokol Kesehatan Covid-19.
Massa memprotes upaya pemulasaraan jenazah pasien tersebut dengan menggunakan protokol kesehatan Covid-19. Sebab menurut pihak keluarga, pasien hanya dinyatakan reaktif oleh rumah sakit. Sedangkan hasil swab belum keluar secara tertulis.
“Kalau Bu Karsiani ini sebetulnya sudah sakit diabetes sejak lama. Kondisinya drop atau menurun, setelah saudaranya meninggal. Sekitar tiga hari lalu,” kata salah satu tetangga korban, Diana, Selasa (1/9/2020) malam.
Suasana yang mulanya tenang tiba-tiba menjadi tegang saat beberapa anggota keluarga pasien memaksa masuk ruang perawatan pasien Covid-19. Beruntung emosi massa dapat diredam oleh sejumlah tokoh masyarakat setempat dan kepolisian.
Salah seorang anggota keluarga pasien, Imam Syafi’I membenarkan, jika pasien Karsiani sebenarnya telah menderita penyakit gula darah sejak lama. “Beberapa hari terakhir, kondisi kesehatannya memang menurun, lalu kami larikan ke RSU Dharma Husada, dari rumah sakit itu, dirujuk ke sini (RSUD Tongas). Tapi belum mendapat perawatan, sudah meninggal,” ujarnya.
Hasil rapid tes di RSU tersebut menyatakan pasien reaktif. Pihak rumah sakit lalu memutuskan pemulasaraan jenazah pasien menggunakan protokol kesehatan.
Lantaran tidak terima, keluarga dan kerabat pasien pun menjemput paksa ke RSUD Tongas.
Sementara itu, upaya wartawan meminta klarifikasi kepada pihak RSUD Tongas tak membuahkan hasil. Sebab pihak rumah sakit menolak memberikan keterangan terkait kondisi pasien sebenarnya. Keputusan pemulasaraan jenazah menggunakan protokol kesehatan apakah karena termasuk dalam probable Covid, pastinya tak didapatkan penjelasan.
Warga akhirnya membubarkan diri, setelah pasien meninggal dibawa ke rumah duka menggunakan ambulans rumah sakit setempat. Puluhan personel polisi terlihat memberikan pengawalan pada jalannya aksi protes warga tersebut. (lai/ono)