Menurut Ali Fauzi, yayasan yang didirikannya memiliki konsentrasi pada control flow integrity (CFI), yakni sebuah upaya untuk menjauhkan dari ajaran-ajaran destruktif, termasuk pengeboman. Pengajian Jalan Terang yang digelar sebulan sekali adalah salah satunya.
Melalui pengajian yang banyak menghadirkan korban dan mantan pelaku teror itu pula, Ali Fauzi berharap kebersamaan antar elemen terjalin erat. “Terlebih lagi, dengan mendengar langsung penuturan para korban, kita semakin sadar bahwa apa yang kita lakukan selama ini salah,” jelasnya.
Karena itu, secara khusus, Ali Fauzi pun berpesan kepada teman-temannya yang saat ini masih aktif di gerakan radikalisme. Dikatakannya, Indonesia yang majemuk tidak bisa dipungkiri. Ada banyak suku, agama, dan berbagai komunitas yang sejak awal ikut membantu berdirinya negeri ini. “Jadi, mari bangun negeri ini, berintegrasi dengan masyarakat,” pungkasnya. (*) ke halaman awal
Catatan: Artikel ini diterbitkan dalam rangka Peringatan Internasional Mengenang dan Menghormati Korban Terorisme yang jatuh pada 21 Agustus lalu (Keputusan Sidang Umum PBB Nomor 72/165, Juli 2017).