Pasuruan (Wartabromo.com) – Bulan Muharam merupakan salah satu dari 4 bulan yang dimuliakan. Pada bulan ini pula, umat Islam disunahkan untuk berpuasa.
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas, anjuran Rasulullah SAW agar umat Islam mengerjakan puasa Asyura mulanya menimbulkan pertanyaan. Pasalnya, tanggal 10 Muharam merupakan hari yang dimuliakan oleh Yahudi dan Nasrani.
Mendengar hal tersebut, Nabi berkata: “Jika aku masih hidup hingga tahun depan, insyaAllah, kita akan berpuasa pada hari kesembilan juga”.
Sayangnya, Rasulullah meninggal pada 12 Rabiul Awwal, sebelum Muharam tahun berikutnya tiba. Lantaran Rasulullah sudah berencana mengerjakan puasa pada 9 Muharam, maka umat Islam kemudian mengerjakan puasa pada hari tersebut, yang disebut puasa Tasu’a. Kemudian dilanjutkan pada 10 Muharam yang dikenal dengan puasa Asyura.
Puasa di kedua hari tersebut tentu menyimpan banyak keistimewaan. Puasa Muharam adalah puasa paling utama setelah puasa Ramadan, Allah sudah menyimpan segudang keutamaan.
Sebagaimana hadits riwayat Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah RA yang disyarahkan oleh Syekh Jalalauddin As-Suyuthi
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
Artinya, “Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, Puasa paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Allah, bulan Muharam,” (HR Muslim).
Karena keistimewaan bulan Muharam, berbagai keutamaan dapat diraih umat Islam. Mulai dari sarana menghapus dosa setahun lalu, meneladani ajaran rasul, hingga mewujudkan impian Rasulullah SAW.
Satu lagi yang tak kalah penting, sebagaimana diketahui, selama puasa harus bisa menahan hawa nafsu dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Begitu pula puasa Muharam, menjadi sarana latihan melatih emosi, menahan hawa nafsu, dan godaan lainnya.
Sebelum menjalankan puasa, pastikan rukun pertama puasa dilakukan ya, yakni niat. Bagaimana niat puasa Tasu’a dan Asyura?
*Bacaan niat puasa Tasu’a*
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى
“Saya niat puasa Tasu’a, sunnah karena Allah Ta’ala’
*Bacaan niat puasa Asyura*
نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
“Saya niat puasa Asyura, sunnah karena Allah Ta’ala”
Yuk, berlomba-lomba mendapat keistimewaan bulan Muharam. (bel/ono)