Bedanya, pergosipan di truk ini sudah beralih di dunia maya juga. Semua orang punya jari sebagai pengganti mulut untuk membicarakan dari A-Z ini. Jujur saja, sebagian dari hati kecil bolo ada kan yang memiliki kenyinyiran model pemain Tilik ini?
Keempat, meski tak jadi Tilik karena dilarang masuk, ada sisi positif lagi yang bisa diambil. Meski sempat adu mulut dengan segala macamnya di truk, namun sikap saling menenangkan masih terpatri. Bu Tejo pun tak segan untuk ngadem-ngademi yang lain supaya tak kecewa. Masih sama, cerminan warga Indonesia banget. Bisa bersikap sesuai suasana.
Terlepas dari itu semua, Tilik memang layak mendapat apresiasi. Film berdurasi 30 menit ini mengajarkan kita bercermin dan menelaah kehidupan sebenarnya. Pantas saja jika Film yang rilis pada tahun 2018 itu mendapatkan tiga penghargaan bergengsi. Seperti Winner Piala Maya 2018 – Film Pendek Terpilih, Official Selection Jogja-Netpac Asian Film Festival 2018 dan Official Selection World Cinema Amsterdam 2019.
Bolo sudah nonton Tilik?
(*)