Pasuruan (wartabromo.com) – Sebuah postingan berisi curhatan seorang perempuan tentang ibunya yang meninggal dunia di Rumah Sakit di Kota Pasuruan mendadak viral di media sosial Facebook, Selasa (4/8/2020).
Unggahan itu di-posting oleh akun Tea Ranich yang menceritakan tentang kronologi ibunya yang meninggal dunia dan menjalani pemakaman secara protokol covid19.
Akun Tea Ranich juga menambahkan foto dan video yang berisi surat pernyataan penolakan dan juga prosesi pemakaman jenazah ibunya yang beralamatkan di Lumbang Kabupaten Pasuruan dengan protokol covid19.
Dalam isi postingan tersebut, wanita yang dipanggil Rani itu menuturkan jika dirinya sempat terlibat perdebatan dengan dokter lantaran diminta menandatangani surat pernyataan covid19 agar ibunya bisa mendapatkan penanganan.
Akun Tea Ranich juga menuliskan jika sang dokter mengancam tidak mau melakukan tindakan medis apapun jika pihaknya tidak bersedia tanda tangan.
Berikut isi lengkap postingan akun Tea Ranich yang diunggah Senin (3/8/2020).
Bukan COVID 19…
Saya bukan tipe orang yang suka berargumen dan saya juga bukan penulis.tapi pengalaman ini ingin membuat saya menulis berbagi kisah agar mungkin bisa menjadi pengalaman buat yang lain.sebelumnya sy mohon maaf tanpa sengaja menyinggung pihak Laen saya hanya ingin menceritakan pengalaman pribadi sesuai yang sy rasakan.
Ibu saya memang sudah lama sering sakit beliau mempunyai riwayat diabetes tinggi.hari itu tidak biasa mengeluh panas demam seperti sakit sebelumnya sudah sering seperti itu tapi membaik dengan sendirinya.kali ini setelah d tes diabetnya tinggi 500 .hari itu sy panik..sy bawa k sebuah klinik d desa karena berita ttg Corona membuat sy takut membawa ibu sy ke rumah sakit terbesar d kota ku terlebih lagi berita viral yg terjadi kemarin saat kasus jenazah di jemput paksa oleh warga.
Selasa,28-07-2020 jam 15.30 saya bawa ibu saya ke klinik bukan ke rumah sakit. Seperti biasa d rawat biasanya pake Askes kali in pake umum ..tidak apalah yang penting ibu sehat dari pada harus Askes tapi d coronakan.
Kamis,30-07-2020 jam 11.30 di pihak klinik swasta sesuai anjuran dokter sy mengantar ibu sy ke laboratorium untuk periksa lebih detail.dokter menyarankan untuk ronsen Krn di duga panas ibu bersumber dari paru-paru.meski tidak merasa sesak karena sebelumnya juga tidak pernah menderita penyakit paru-paru.hasil ronsen baru akan keluar Senin
Jumat,31-07-2020 saya tetap menemani ibu saya d klinik meski kondisi sy juga sakit waktu itu.sy mengajukan pulang paksa karena saya pikir selama beberapa hari disini ibu tetep tidak sembuh total hanya sedikit membaik dan biaya juga semakin membengkak.ini juga permintaan beliau karena beliau ingin istirahat di Lumbang tempat kelahirannya.
Sabtu 01-08-2020 saya meminta dokter untuk memulangkan ibu.karena keadaan sudah cukup baik meski belum sembuh total dokter menyetujui.
Jam 15.00 ibu diantar ke Lumbang dengan sepeda .beliau ckup kuat ditengah sakitnya masih bisa bertahan sampai d tempat tujuan.
Jam 23.30 sy dpt telpon dr keluarga Lumbang kalo nafas ibu sudah sesak bahkan tidak sadar.tengah malam sy panik spontan langsung naik grab mobil menjemput ibu sy untuk d larikan kerumah sakit d keraton.
Minggu ,02-08_2020 jam 03.00 sy membawa ibu ke rumah sakit dikraton sampai sana hanya dikasih oksigen dan tidak dilakukan tindakan apa2.petugas medis menyarankan membawa kerumahsakit yang lebih lengkap di kebonagung.karena tidak ada alat untuk paru paru.setengah keadaan bingung sy terpaksa membawa ke rumah sakit viral itu .berharap cemas dan melupakan kejadian tentang kemarin yang sempat viral.ketakutan ku AQ tepis demi kesembuhan ibuku.