Probolinggo (wartabromo.com) – Iseng-iseng kembangkan hobi? Jangan salah, karena itu bisa sangat mungkin menjadi tambahan penghasilan hingga jutaan rupiah.
Seperti yang dilakukan oleh Ambar Susanti, warga Kota Probolinggo. Merajut benang menjadi aneka ragam kerajinan tangan. Hobi yang ditekuninya, kini menjadi ladang bisnis saat pandemi corona dengan pelanggan hingga Korea.
“Awalnya gak kepikiran untuk dibuat serius, hanya sekadar iseng saja. Kalau keterampilan merajut, memang dari sejak kecil, diajari nenek. Lama-lama saya suka dan akhirnya menjadi hobi. Tiap waktu senggang saya bikin satu atau dua karya,” tuturnya saat ditemui di rumahnya, di Gang Kelapa Muda Jalan Mastrip Kanigaran, Kota Probolinggo.
Dari rumah sederhana itulah, Ambar memulai merajut. Dengan trampilnya, ia merajut tas, syal, topi, hingga pernak-pernik lainnya, yang terbaru adalah masker. Hasil tangan terampilnya itu, mulanya digunakan sendiri. Tidak serius untuk menjalankan bisnis tersebut.
Apalagi sebagai guru honorer, ia cukup disibukkan dengan aktivitas mengajarnya. Lambat laun, ternyata banyak kolega yang menanyakan asal muasal produk cantiknya. Ambar pun menjawab, kalau itu buatannya sendiri. “Ternyata responnya bagus, teman-teman banyak yang suka. Akhirnya saya layani beberapa pesanan,” tutur ibu 1 anak tersebut.
Pasar pun meresponnya cukup bagus. Berkembang dari semula sebatas kenalan dan kolega, kini juga dipasarkan melalui daring. Ya, sosial media, menjadi etalase pemasaran hasil karya rajutan berupa tas jinjing, dompet, syal, sepatu rajut, topi, masker, hingga tas belanja itu.
“Belakangan dari pesanan online itu, ada yang datang dari luar kota. Serta beberapa dari Korea, ya kami layani,” ungkapnya.
Produk-produknya dijual mulai dari harga Rp50 ribu sampai Rp750 ribu. Tergantung jenis, kerumitan dan lama pengerjaan. Lama pengerjaan untuk masing-masing produk itu pun beragam. Ada yang bisa selesai selama satu hari atau yang paling rumit bisa satu bulan. Minimal dalam 1 bulan, fulus Rp3 juta masuk ke kantong ibu Wildanov itu.
Wanita berjilbab ini juga menuturkan hobi yang kini mendatangkan rezeki tersebut tak luput dari dukungan keluarga. Hana Purwadi, selaku suaminya, juga berperan penting dalam perkembangan bisnis seni rajut itu. “Suami mendorong untuk memasarkan kerajinan tangan itu, dengan mengikut sertakan pada sejumlah even. Seperti pameran, pasar minggu, dan lain sebagainya,” terangnya sembari tersenyum sumringah. (lai/saw)