Manfaatkan Kotoran Sapi sebagai Biogas
Lekok (Wartabromo.com) – PT Indonesia Power Grati POMU punya program unggulan. Program itu difokuskan dalam penerapan tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Program unggulan itu adalah program konservasi energi.
Program dengan pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi Biogas sebagai pengganti LPG dan listrik.
Hebatnya, program unggulan ini lebih tertuju pada pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi biogas. Limbah tersebut melimpah dan terkelola maksimal di Kecamatan Lekok. Khususnya di Desa Balunganyar.
Program ini awalnya didasarkan atas rumusan masalah yang ada. Di mana masyarakat desa Balunganyar mayoritas sebagai peternak sapi. Limbah kotoran sapi semula dibuang dan dialirkan langsung ke sungai. Sehingga menyebabkan tercemarnya air tanah, tercemarnya daerah aliran sungai (DAS), terganggunya kesehatan masyarakat, dan tidak termanfaatkannya potensi biomassa.
Hal inilah yang mendorong PT Indonesia Power Grati POMU untuk membuat terobosan. Salah satu terobosannya adalah mengatasi permasalahan penanganan limbah kotoran sapi masyarakat desa Balunganyar. Kemudian tercetuslah ide membentuk program desa konservasi energi.
“Tujuan program ini ingin menciptakan desa mandiri energi desa Balunganyar yang ramah lingkungan. Lalu, mengurangi pencemaran sungai yang diakibatkan oleh pembuangan kotoran ternak sapi masyarakat. Ini sekaligus sebagai desa percontohan pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi energi alternatif. Program ini juga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat dengan pemanfaatan biogas sebagai pengganti LPG untuk kebutuhan memasak masyarakat sehari-hari,” ujar Pengelola CSR PT Indonesia Power Grati POMU, Akhmad Khayubi, kemarin.
Pernyataan Khayubi ini juga diamini pimpinan perusahaan yang saat ini dipimpin General Manager, Buyung Ariyanto.
Dengan adanya pembangunan biogas di Desa Balunganyar Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan, masyarakat peternak sapi tidak lagi membuang kotoran ternaknya ke sungai. Tetapi mereka manfaatkan kembali menjadi biogas, dan hasil sisa proses biogas, kotoran dimanfaatkan kembali sebagai pupuk kandang (organik) untuk pembibitan rumput gajah sebagai bahan pakan ternak sapi.
Prinsip pembangkit biogas yaitu menciptakan alat yang kedap udara dengan bagian-bagian pokok terdiri atas pencerna (digester). Lubang pemasukan bahan baku dan pengeluaran lumpur sisa hasil pencernaan (slurry), dan pipa penyaluran biogas yang terbentuk. Di dalam digester ini terdapat bakteri methan yang mengolah limbah bio atau biomassa dan menghasilkan biogas. Dengan pipa yang didesain sedemikian rupa, gas tersebut dapat dialirkan ke kompor yang terletak di dapur. Gas tersebut dapat digunakan untuk keperluan memasak dan lain-lain.
Pembangunan tabung biogas beton Desa Balunganyar Kecamatan Lekok dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penghematan pembelian tabung gas elpiji untuk keperluan memasak sehari-hari senilai Rp 76.000 per bulan. Dan sekaligus mengubah sistem pembuangan kotoran sapi langsung ke sungai dengan metode proses biogas yang ramah terhadap lingkungan dengan mengurangi pencemaran sungai.
Dengan adanya program ini, diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Ada pengurangan pencemaran limbah kotoran sapi ke sungai. Sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat yakni dengan mengurangi pengeluaran kebutuhan keluarga. Karena adanya pengganti bahan bakar memasak. Di mana sebelumnya menggunakan minyak tanah atau gas LPG sekarang menggunakan biogas.
Di samping itu, biogas juga dapat dikembangkan menjadi alat penerangan (biolistrik) dengan menjadikan biogas sebagai bahan bakar dari Genset. Tak lupa juga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dengan terkuranginya limbah kotoran sapi.
“Masih ada lagi multiplier effect lain dengan adanya biogas ini. Turut menyelamatkan ozon. Mendorong petani untuk memiliki ternak sebagai sumber pupuk dan suplai daging,” tegasnya. (day/*)