Kraksaan (wartabromo.com) – Lutfi Hamid geram karena dianggap belum melaporkan peristiwa pelemparan bondet yang dialaminya. Ia pun mendesak polisi segera mengungkap dugaan percobaan pembunuhan terhadap dirinya.
“Lapor atau tidak, polisi itu harus peka dan bergerak, bukan menunggu laporan warga. Ini peristiwa percobaan pembunuhan kepada saya, ancaman serius, bukan sebuah delik aduan yang harus menunggu korban melapor,” kata Lutfi pada Senin, 29 Juni 2020.
Ia menyebut pelemparan 2 bom ikan kepadanya dirinya merupakan sebuah upaya pembungkaman. Sebelum kasus teror, dirinya getol melaporkan dugaan-dugaan korupsi yang terjadi di wilayah Kabupaten Probolinggo. Baik yang melibatkan kepala desa maupun instansi lainnya.
Karenanya ia berharap polisi bergerak cepat untuk menangkap pelakunya. Agar tak ada lagi upaya kekerasan yang menimpa anggota LSM. Hal utama menurutnya adalah suasana keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) terjaga. Warga tidak was-was dalam beraktivitas sehari-hari.
“Gak hanya bondet pada saya, kasus bondet lainnya harus diungkap. Kapolsek, Kasatreskrim, dan Kapolres harus berani mengungkap dan tangkap pelakunya. Kan selama ini, tidak pernah aksi bondet yang berhasil diungkap,” tandas ketua LSM AMPP tersebut.
Sebagaimana diwartakan sebelumnya, pegiat anti korupsi di Kabupaten Probolinggo dilempar bondet oleh 4 orang tak dikenal dari arah selatan dan utara. Ada 2 bondet yang dilemparkan oleh pelaku.
Ia saat itu duduk-duduk santai bersama 2 orang tetangga, depan rumah di Desa Kandang Jati Wetan, Kecamatan Kraksaan pada Jumat, 26 Juni 2020 sekitar pukul 23.00 WIB.
Beruntung ledakan bom ikan tersebut, tak sampai menelan korban jiwa. Lutfi dan 2 rekannya sempat menghindar. Hanya toko di depan rumah Lutfi Hamid yang rusak. (saw/ono)