“Secara material, asal mula nama Lamajang berkaitan dengan Semeru. Daerah di sebelah timur Gunung Semeru berbentuk seperti Lumah yang menjadi Ajang. Atau dalam kata lain tempat nasi.”
Laporan: Maya Rahma
SEJARAH Kabupaten Lumajang tak lepas dari adanya gunung tertinggi di Pulau Jawa, Semeru. Gunung Semeru disebut-sebut sebagai awal mula warga bermukim di sekitarnya, dan membentuk sebuah daerah.
Dalam Buku Arya Wiraraja dan Lamajang Tigang Juru karya Mansur Hidayat disebutkan, awal mula sejarah Lamajang (sebutan Lumajang zaman dahulu) sekira tahun 1182 Masehi. Saat itu, ditemukan sebuah prasasti Ranu Kumbolo yang memiliki tulisan:
“Ling Dewi (?) Mpu Kameswara Tirthayatra.”
Para sejarahwan kemudian mengungkap jika Mpu Dewa Kameswara yang diperkirakan sebagai Raja Kameswara, merupakan raja yang pertama dan resmi menjadi pelopor perjalanan suci ke lereng Semeru. Peristiwa ini begitu penting, karena sejarah Lamajang bisa dibilang dimulai saat pendakian raja ini.
Namun demikian, sebelum sejarah dimulai, dalam sebuah Kitab Tantu Panggelaran disebutkan, Gunung Semeru merupakan bagian dari Gunung Mahameru di India. Puncak Mahameru di India lah yang dalam cerita mitologi, saat ini berada di Lumajang.
Kepercayaan Hindu-Budha mengiringi cerita mengenai Gunung Semeru. Adanya Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini, membuat daerah di sekitarnya tumbuh subur. Tentunya daerah yang memiliki tingkat kesuburan tinggi, mulai menarik minat warga. Mereka membangun desa di sekitar Gunung Semeru, bahkan membuat sebuah sanggar, tempat mencari ilmu dan persinggahan.
“Pemukiman awal yang dihuni oleh manusia prasejarah di Lamajang adalah di Desa Kandangan (Kecamatan Senduro, red). Desa ini merupakan daerah yang cukup mendekati wilayah Gunung Semeru sebagai tempat berkumpul roh nenek moyang,” tulis Mansur dalam bukunya.
Hal ini juga dibuktikan dengan adanya situs Kandangan yang sampai sekarang masih dijaga oleh warga sekitar. Masih pula ada ritual pada situs pra sejarah ini hingga sekarang.
Asal nama Lamajang yang sekarang telah berubah jadi Lumajang, juga dihubungkan dengan Semeru. Ada beberapa arti mendasar dari nama ini. Baik dalam segi spiritual maupun material.
“Secara spiritual nama Lumajang berarti Luma (rumah) dan Hyang (Dewa) yang berarti rumahnya para Dewa atau rumah yang suci,” lanjut Mansur.
Baca juga: Probolinggo dan Jember, Bagian dari Lamajang
Namun demikian, ada beberapa arti lain yang menyertai. Seperti Lamajang berasal dari kata Lemajang yang berarti Lemah (bumi) dan Wejang (ajaran): daerah tempat belajar. Sebab Lumajang menjadi tempat berkumpulnya pendeta atau warga untuk belajar.
Sementara secara material, asal mula nama Lamajang berkaitan dengan Semeru. Daerah di sebelah timur Gunung Semeru berbentuk seperti Lumah yang menjadi Ajang. Atau dalam kata lain tempat nasi. Pengertian secara material ini pula yang terkenal di kalangan warga Lumajang.
Lumajang terlihat sebagai tempat dengan pertanian makmur, penghasil padi dengan gunung-gunung yang mengelilinginya. Tak terkecuali Semeru. Lokasi di sebelah timur Semeru, menjadikan banjir lahar selalu ke arah Lumajang. Itu berarti, tingkat kesuburan Lumajang juga berbeda, atau jauh lebih subur dari daerah-daerah lain di sekitar Semeru. Persis seperti catatan sejarah yang sudah diurai di atas. (*)
Simak videonya: