Karawang (Wartabromo.com) – Para petani yang bernaung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Saluyu kembali melaksanakan panen padi organik. Produksi yang dihasilkan para petani yang dibina PT Pertamina Gas (Pertagas) di wilayah West Java Area (WJA) tersebut semakin meningkat seiring dengan semakin luasnya areal tanam.Panen padi organik itu berlangsung Rabu (17/6/2020) di Saluyu, Desa Cilamaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Karawang, Jawa Barat.
Ikut serta dalam proses panen ini, Direktur Teknik dan Operasi PT Pertagas Rosa Pertama Sari, General Manager Operasi East Region Gatot Budhi P, dan Manager WJA Widodo B Santoso.
Gapoktan Saluyu beranggotakan 14 petani yang menerapkan pertanian ramah lingkungan. Mereka menggunakan pupuk organik serta pemanfaatan pestisida organik untuk penanganan hama.
Rosa Pertama Sari menyatakan, panen yang berlangsung di tengah masa pandemi Covid-19 ini menjadi momentum yang sangat penting. Menunjukkan bagaimana kuatnya upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan, di tengah situasi yang sulit. “Kami senang dapat berpartisipasi, memberikan dukungan yang diperlukan untuk para petani. Dan pada saat bersamaan berupaya membantu penerapan pertanian yang ramah lingkungan dan menjaga ketahanan pangan,” kata Rosa Pertama Sari.
Dukungan yang diberikan Pertagas dalam proses ini di antaranya; memberikan bantuan pelatihan untuk meningkatkan keahlian para petani, perluasan lahan, dan juga melibatkan peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) setempat.
Pada panen kali ini, Gapoktan Saluyu memperoleh hasil panen rata-rata 7 ton per hektare. Jumlah panen kali ini lebih banyak seiring dengan semakin luasnya lahan mereka. Saat ini lahan yang dikelola seluas 14 hektare. Bertambah 100 persen dibanding 7 hektare pada tahun sebelumnya.
“Sebelumnya para petani lain di daerah ini belum ada yang berani menerapkan penggunaan pupuk organik. Namun melalui pelatihan yang intensif, maka para petani lainnya akan ikut menerapkan penggunaan pupuk organik dan juga pemanfaatan pestisida organik untuk penanganan hama, sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan,” kata Rosa.
Sementara Ketua Gapoktan Saluyu Aep (58) menyatakan kegembiraannya atas keberhasilan panen padi organik tersebut. Mengubah penggunaan pupuk kimia menjadi pupuk organik, memberi manfaat, terutama menjaga kesuburan tanah. “Menjaga agar tidak terjadi kerusakan ekosistem,” katanya. Panen raya kali ini juga menjadi inspirasi bagi petani lainnya diluar Gapoktan Saluyu, karena mampu meningkatkan hasil panen, meski menggunakan pupuk dan pestisida herbal.
“Dengan hasil panen raya yang rata-rata 7 ton per hektar banyak petani lain yang berminat bergabung dengan Gapoktan dan menerapkan pertanian ramah lingkungan,” ujar Tarda selaku anggota gapoktan. (day/*)