Pasuruan (Wartabromo.com) – Ada satu ungkapan menarik dari salah satu Kepala Wilayah di Beji. “Semoga ibu Nik Sugiharti tidak cepat bosen dengan segala titipan serta harapan dari warga masyarakat Pasuruan, khususnya Beji. Sehat terus ibu. Teruslah berjuang demi warga yg sudah memercayakan harapannya kepadamu. We love you, Mam”.
Ungkapan ini disuarakan Kepala Wilayah/Kawil (dulu Kasun) Sumber Tumpuk, Gunung Gangsir Kecamatan Beji, Hasan. Yakni saat Nik Sugiharti, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kabupaten Pasuruan melakukan reses III. Reses dewan digelar mulai 4-6 Mei 2020 lalu.
Ungkapan Hasan ini seolah menandakan kedekatan Bu Nik, panggilannya, dengan para konstituennya. Ketika Nik menjalankan reses di daerah pemilihan (Dapil) 1; Gempol, Beji dan Bangil. Dapil yang dulu dianggap sebagai “Dapil neraka”. Karena ketatnya persaingan caleg-caleg potensial, pengalaman dan peraih suara terbanyak.
Reses ke-III masa sidang 2019/2020 ini berbeda dengan reses sebelumnya. Masa Pandemi Covid-19, membuat peserta yang dikumpulkan harus mematuhi protokol kesehatan. Harus cuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan tempat duduk diberikan jarak yang agak berjauhan. Selain itu, di reses kali ini, Nik Sugiharti menyampaikan kondisi keuangan dan program memerlukan refocusing. Sehingga, usulan program pembangunan di daerah masing-masing, misalnya pembangunan infrastruktur juga harus dipending atau didrop.
“Karena masa pandemi Covid-19, peserta reses bisa memahami. Mereka lebih banyak berharap agar pembagian atau pemberian bantuan, sembako, dan BLT bisa dipercepat. Mengingat banyak masyarakat yang sudah tidak lagi bekerja. Banyak PHK atau kondisinya menjadi serba susah,” ujar Nik Sugiharti usai reses itu.
Selanjutnya para peserta reses juga menginginkan pemerataan dalam pembagian BLT atau sembako. Karena menyangkut persoalan kemanusiaan. Fokus usulan yang disampaikan para Kawil adalah pendataan ulang bagi warga terdampak. Mengingat masih banyak warga mereka yang tidak masuk sebagai data penerima.
Saat reses, politisi perempuan asal Ngasem Desa Kejapanan Gempol ini rela blusukan. Di Bangil, ia dibantu tim relawannya membagikan sembako kepada para tukang becak, juru parkir, ojol/ojek pengkolan hingga masyarakat tak mampu.
Kemudian di Beji ada beberapa titik untuk kesempatan tatap muka. Seperti terlihat di daerah Gununggangsir dan Kedungboto. Undangan keseluruhan sebanyak 150. Terbagi dalam tiga titik. Dimana tiap titik ada dua kali pertemuan.
Sedangkan untuk reses berikutnya dilakukan di wilayah Kejapanan Gempol. Ada sekitar 100 orang yang diundang. “Dan sesuai protokol kesehatan, pertemuan bisa dilaksanakan maksimal 25 orang dengan duduk berjarak serta wajib bermasker,” tegasnya.
Aspirasi lainnya yang diserap Nik Sugiharti adalah masalah Penerangan Jalan Umum (PJU). Mereka ingin sepanjang jalan raya Sumbertumpuk sampai perempatan Gununggangsir bisa dilengkapi PJU. Karena selama ini, minim PJU. “Mereka ingin ada penerangan jalan di wilayah itu,” tegasnya. (day/*)