Pasuruan (Wartabromo.com) – Ramadan, ‘tamu’ agung yang ditunggu-tunggu telah datang. Bulan suci nan istimewa ini merupakan waktu terhapusnya dosa.
KH. A. Dumairi Nalim, Ketua LDNU Kabupaten Pasuruan mengatakan, berbagai reaksi ditunjukkan umat muslim saat memasuki bulan Ramadan. Ada yang memanfaatkan bulan mulia ini, ada yang tidak. Semua tergantung dengan tingkat keimanan masing-masing.
“Ramadan, ra’, mim, dhot yang bermakna membakar. Apa yang dibakar? dosa-dosa kita,” tutur Kiai Dumairi.
Ya, ketika telah melakukan dengan baik apa yang menjadi kewajiban selama bulan Ramadan, pasti dosa-dosa kita akan terbakar. Kemudian, saat Ramadan berakhir, umat islam dianjurkan berikan sikap salam, menjalin silaturahmi satu sama lain. Kiai Dumairi mengungkap, yang menjadi penghalang diterima dan terhapusnya dosa yakni hubungan dengan anak cucu adam.
Terlebih, dengan situasi yang berbeda seperti saat ini. Pandemi Covid-19, menimbulkan reaksi bermacam-macam. Mulai dari biasa saja bahkan berkomentar berlebihan seakan ingin menunjukkan kepandaian agar diperhatikan orang lain.
Kiai Dumairi berpesan, agar masyarakat tidak hanya berkoar menanggapi pandemi. Masyarakat diharap tidak mundur menghadapi situasi seperti saat ini.
“Agama tidak akan menyengsarakan. Agama adalah suatu bentuk yang sangat memudahkan kepada kita. Berbuatlah semudah mungkin, jangan merepotkan orang lain,” imbuhnya.
Meski Ramadan tahun ini sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Kiai Dumairi berharap agar orang-orang yang memiliki ‘power’ dapat memberikan kegembiraan. Hal itu pula yang disampaikannya kepada para rekan sesama pendakwah agar mengajak kepada yang baik, memberi jalan yang lebar bukan malah berpikir ‘cupet’. (bel/ono)