Probolinggo (wartabromo.com) – Pencegahan dan penanganan Covid-19 terus dimaksimalkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo. Selain penanganan medis, mitigasi dampak sosial juga dilakukan.
Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin mengatakan, dari sisi anggaran Pemkot Probolinggo telah menyiapkan dana Rp57 miliar. Terbesar ada di 2 organisasi perangkat daerah (OPD) yakni Dinas Kesehatan dan RSUD dr Mohamad Saleh.
“Sesuai dengan instruksi Presiden dan Mendagri, Pemkot Probolinggo refocusing kegiatan 26 OPD yang akan dialihkan untuk BTT. Seluruh total dananya mencapai lebih dari Rp57 Miliar,” ujarnya.
Dari penggunaan Biaya Tidak Terduga (BTT) di Dinas Kesehatan sebesar Rp919.070.000 dan RSUD dr Mohamad Saleh Rp150 juta, total senilai Rp1.069.070.000. Kemudian pergeseran anggaran Dinas Kesehatan Rp18.433.000.000 dan RSUD dr Mohamad Saleh Rp9.894.610.000, total dana sebesar Rp 28.327.610.000. Sisanya berasal dari BTT OPD lainnya.
Untuk kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM), ratusan personel lintas instansi dilibatkan. Di RSUD dr Mohamad Saleh ada 45 orang, dengam rincian 14 orang dokter spesialis, 8 orang dokter umum dan 23 orang paramedis. Sedangkan di Dinkes ada ada 111 orang, rinciannya 12 dokter umum, 12 orang paramedis dan 87 surveilans.
Sementara personel lapangan sebanyak 480 orang. Rinciannya dari BPBD 52 orang; Satpol PP 167 orang; Polres Probolinggo Kota 30 orang; Kodim 0820 30 orang; Dipertahankan 15 orang; dan Yon Zipur 30 orang.
Pos karantina petugas medis di Samudera Mina, paramedis di Guest House PPI. Bagi petugas lapangan, tempat karantina-nya di PPU depan DLH dan rusunawa.
“Kami juga menyediakan pos karantina petugas, supaya petugas tidak terpapar virus korona,” ungkap Hadi Zainal Abidin.
Pemkot Probolinggo juga menyediakan karantina pemudik di SMK Negeri 2. Sedangkan ruang isolasi pasien Covid-19 tersedia 20 ruang isolasi di RSUD dan 20 ruangan di Puskesmas Wonoasih. “Semoga saja tidak terisi, semua masyarakat sehat,” harap Habib Hadi.
Sejumlah OPD melakukan upaya mitigasi. Dinas Kesehatan melakukan sosialisasi, pelacakan dan upaya pemulihan. Satpol PP memberikan edukasi pada masyarakat terkait cuci tangan, belajar di rumah, social distance di ruang publik, operasi gabungan di pusat perbelanjaan hingga penjagaan pos pendataan pedagang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaksanakan penyemprotan disinfektan, mulai 20 Maret – 3 April 2020 ada 191 titik sasaran. Seperti tempat ibadah, terminal, kantor pemerintahan, sekolah, panti asuhan, dan ruang publik. Dinas PUPR dan Kawasan Permukiman menyediakan 25 wastafel portabel di pasar tradisional.
Dari sisi dampak sosial, juga telah menyiapkan paket-paket pengaman sosial. Diperkirakan yang terdampak Covid-19 berjumlah sekitar 14 ribu orang dari berbagai profesi. “Saat ini masih verifikasi faktual oleh kecamatan dan kelurahan. Data ini diluar penerima manfaat PKH (Program Keluarga Harapan) dan BDT (Basis Data Terpadu),” kata wali kota.
Pemerintah Kota Probolinggo juga akan melakukan pembatasan jam operasional tempat usaha di malam hari. Akan ditindaklanjuti dengan surat edaran dalam sepekan ke depan.
Masyarakat juga diimbau proaktif mendeteksi pendatang baru dilingkungannya. Dengan meminta warga yang baru datang untuk ke pelayanan kesehatan untuk pengecekan. Bisa menghubungi call center 112.
“Karena ini untuk kebaikan kita semua. Dan, yang penting untuk bisa mendeteksi kedatangan warga dari luar kota adalah RT-RW harus melindungi lingkungannya masing-masing,” kata mantan anggota DPR RI itu. (lai/**)