Sukapura (wartabromo.com) – Wabah virus corona yang belum usai di Indonesia, membuat BBTNBTS selaku pengelola wisata Bromo, memperpanjang masa penutupan. Penutupan ini membuat pengusaha dan pelaku wisata, nyaris kehilangan pemasukan.
Akses wisata Bromo yang semula akan dibuka kembali pada 31 Maret 2020, urung dilakukan. Bahkan BBTNBTS memperpanjang penutupan hingga batas yang tidak ditentukan. Keputusan ini ditok oleh Kepala BBTNBTS, John Kenedie pada 27 Maret.
Penutupan itu, berkaitan dengan meluasnya wabah virus corona di Indonesia. Dengan begitu diharapkan bisa mengurangi potensi penyebaran virus mematikan tersebut. Mengingat di kawasan Bromo merupakan destinasi pilihan bagi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
“Dengan kebijakan ini, otomatis aktifitas wisata dari empat pintu masuk kawasan Bromo Tengger Semeru, ditutup total. Hanya penduduk lokal yang dapat melintas saja, semisal untuk keperluan mencari rumput atau mengunjungi saudara di wilayah lain,” kata Subur Hari Handoyo selaku Kepala Resort Lautan Pasir BBTNBTS.
Diperkirakan milyaran rupiah dari aktifitas wisata di kawasan itu, menguap. Pengusaha hotel, restoran dan pelaku wisata, terancam tidak mempunyai pemasukan. Lantaran selama penutupan, aktifitas wisata tidak berjalan sebagaimana mestinya.
“Kan sudah tidak ada tamu yang kami layani. Otomatis pemasukan tidak ada. Dari segi pendapatan jelas kami merugi. Tapi dari segi konservasi, penutupan itu bagus. Ya mudah-mudahan ada solusi terbaik,” ungkap Onggat Gebze, pemandu wisata lokal.
Warga dan pelaku wisata berharap, wabah virus corona ini segera berakhir. Agar aktifitas wisata dan perekonomian kembali normal. Termasuk di wilayah Bromo Tengger Semeru, yang mengandalkan momen liburan, sebagai sumber penghasilan utama. (lai/saw)