Kraksaan (wartabromo.com) – Robithotul Ma’ahidil Islamiyah (RMI) Kabupaten Probolinggo, meminta pondok pesantren (Ponpes), sementara waktu lakukan isolasi. Upaya ini dianggap sebagai bentuk antisipasi terhadap merebaknya virus corona.
Ketua RMI Kabupaten Probolinggo KH. Harsoyo Mochtar meminta seluruh pesantren untuk mengisolasi diri (lock-down) dari lingkungan luar. Menonaktifkan segala aktifitas publik selama 2 pekan mendatang.
Salah satunya dengan membatasi kontak fisik santri dengan orang non-pesantren. Pun Wali santri, untuk sementara diimbau tidak mengunjungi putra-putrinya.
“Sementara itu, di dalam pesantren sendiri melakukan sterilisasi dan memeriksa kesehatan para santri. Sehingga penyakit itu bisa dicegah dan tak sampai masuk ke wilayah pesantren,” ujarnya pada Selasa, 17 Maret 2020.
Ia juga meminta pengasuh pesantren untuk tidak memulangkan para santrinya. Justru dengan tindakan itu, ia menilai akan menjadi potensi besar dalam penyebaran wabah virus tersebut.
“Mereka yang pulang tentu akan melakukan kontak fisik dengan orang lain yang tak jelas kesehatannya. Nah, saat mereka kembali, itu yang menjadi kekhawatiran sendiri,” kata pengasuh Pondok Pesantren Al-Kanifin, Desa Karang Pranti, Kecamatan Pajarakan itu.
Hingga saat ini, RMI baru mencatat baru 2 pesantren yang melakukan isolasi. Yaitu Pondok Pesantren Nurul Jadid Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton; dan Pondok Damanhuri Romly Pesantren Zainul Hasan Genggong Kecamatan Pajarakan.
“Baru 2 pesantren besar yang saya terima informasinya. Yang lain belum,” ungkap KH. Harsoyo Mochtar.
Pondok Pesantren Nurul Jadid memutuskan pemberlakuan sterilisasi dengan membatasi aktivitas warga dari luar pesantren. Kebijakan itu didasarkan pada surat edaran pesantren nomor NJ-B/0209/A.III/03.2020.
Selain itu, Ponpes ini juga melarang tamu berkunjung ke pesantren sejak Senin 16 sampai dengan 30 Maret 2020.
“Pelaksanaan Haul dan Harlah Ponpes Nurul Jadid ke-71 yang sesuai jadwal akan digelar pada tanggal 22 Maret 2020, ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan,” kata KH. Abdul Hamid Wahid, salah satu pengasuh.
Sementara itu, pengasuh Pondok Damanhuri Romly Zainul Hasan Genggong, KH. dr. Moh. Haris Damanhuri, meminta masyarakat untuk bersikap positif dalam menghadapi corona, bukan dengan ketakutan.
“Be possitif, hadapi dengan kombinasi kekuatan iman dan akal sehat,” ujarnya.
Ditegaskan, hal ini sebagai upaya preventif, untuk kebaikan bersama, sehingga memutus mata rantai penularan virus.
“Bismillah sami slamet dunyo akhirat, banyakin sholawat banyakin tawakkal banyakin ikhtiar sehatnya lan be smart people dlm ngadepin covid-19. Masa virus ini pasti akan lewat,” kata kiai yang juga dokter itu. (saw/saw)