Pasuruan (WartaBromo.com) – Perpustakaan daerah (Perpusda) Kabupaten Pasuruan siapkan Rp400 juta membeli 6 ribu eksemplar buku baru. Anggaran untuk menambah koleksi buku ini meningkat dua kali dibanding sebelumnya.
Yusmiarto Eben, Pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pasuruan mengatakan, ditambahnya buku merupakan bagian dari keinginan meningkatkan minat baca warga.
Koleksi pustaka di daerah diungkapkan juga secara rutin dilakukan. Bersumber APBD anggaran pembelian buku tahun ini diakui meningkat dibandingkan 2 tahun terakhir yang rata-rata sebesar Rp200 juta.
“Untuk pengadaan buku ini rencananya lelang, sudah dimulai triwulan 1 ini dan realisasi sudah bisa Maret mendatang,” terang Eben.
Jumlah anggaran Rp400 juta, rencananya dibagi sebesar Rp300 juta untuk pengadaan buku untuk 8 perpustakaan daerah yang ada di wilayah Kabupaten Pasuruan.
Dijelaskan, buku bakal didistribusikan merata ke perpustakaan di Bangil, Rembang, Pandaan, Purwosari, Gondangwetan, Grati, Nguling, dan Tosari, selain juga 2 mobil keliling.
Sedangkan dana sebesar Rp100 juta diperuntukkan pada pengadaaan buku program perpustakaan keluarga.
Sekadar catatan, koleksi buku terbesar saat ini berada di Grati hingga mencapai 17 ribu koleksi buku. Sedangkan paling sedikit koleksi buku di Rembang, yang kurang dari 6 ribu koleksi.
Perihal koleksi buku ini, dikatakan Eben lebih tergantung pada lamanya perpustakaan didirikan.
Tambahan buku baru dinilai penting. Selain untuk meng-update koleksi buku yang ada di perpustakaan daerah, juga lebih menarik pengunjung. Menurutnya, dengan buku baru berada di rak ruang perpustakaan, pengunjung bisa lebih banyak pilihan, sehingga mempertebal semangat gemar membaca.
“Tingkat kebosanan para pembaca itu sudah pasti ada. Makanya penting sekali untuk kita upgrade,” imbuhnya.
Terhadap koleksi buku baru, selain harus dibagi rata sesuai kebutuhan perpustakaan daerah yang ada, juga harus memperhatikan kebutuhan pembaca.
Seperti bila pada satu daerah yang banyak pelajar, pasti lebih ditekankan buku pendidikan. Begitu pula untuk daerah pertanian juga memperbanyak buku pertanian dan wirausaha.
“Semuanya disesuaikan dengan lokasi dan kultur penduduk,” pungkas Eben. (mil/ono)