Pasuruan (Wartabromo.com)- Bank Jatim Pasuruan berusaha selalu hadir dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dilakukan agar bermanfaat dan maslahat bagi umat dengan memberikan kontribusi positif.
Seperti yang dilakukan saat gelaran momen puncak Hari Pers Nasional (HPN) di Stadion Pogar Bangil, Sabtu (8/2) lalu. Bank Jatim hadir dan memberikan support atas terselenggaranya laga Trofeo Cup 2020. Antar Ulama FC, Umaro FC dan PWI FC.
“Momen ini sebagai bentuk harmonisasi dan sinergitas antara ulama, umaro, Wartawan dan masyarakat melalui olahraga,” tegas Deddy Adjie Wijaya, Pimpinan Cabang Bank Jatim Pasuruan, kemarin.
Sebagai pimpinan yang baru, Deddy ingin memperkenalkan Bank Jatim sebagai banknya masyarakat Jawa Timur. Wabil khusus masyarakat Pasuruan. Karena Bank Jatim milik masyarakat Jawa Timur yang direspentatifkan oleh Bupati, Wali kota dan Gubernur Jawa Timur.
Tentang partisipasi dalam HPN 2020, Deddy sampai membawa banyak personil Bank Jatim di Stadion Pogar. Umbul-umbul dan pernak pernik Bank Jatim begitu terasa memenuhi venue.
“Kami dari segenap pemimpin dan karyawan-karyawati Bank Jatim Pasuruan, mulai security, pramubakti, driver, staf, penyelia, pemimpin kantor kas, PBO dan pemimpin capem Bank Jatim Cabang Pasuruan selamat Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2020,” ucapnya.
HPN 2020 sendiri diperingati setiap tanggal 9 Februari. Kali ini, HPN secara nasional dipusatkan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. HPN dibuka secara resmi oleh Presiden RI, Joko Widodo.
Khusus untuk HPN ini, Deddy mengimbau kepada insan pers untuk mengambil tanggung jawab. Tidak hanya pada dirinya sendiri, tapi juga gerak langkah bangsanya.
“Tujuan silaturahmi ini dalam kegiatan olahraga agar mendekatkan insan media dengan daerah. Mengenal keunikan daerah, memahami masalah daerah, mengeskpose kegiatan pembangunan daerah yang berujung pada apresiasi keragaman dan kemajemukan,” cetusnya.
Deddy yang juga pernah bergelut di dunia pers kampus ini berharap semoga insan pers di Pasuruan bisa menjawab tantangan aktual media. Terutama di tengah maraknya disrupsi akibat minimnya regulasi pada media sosial yang membawa gelombang epidemi hoax. Tak hanya di tingkat global, nasional bahkan sampai tingkat lokal. (day/*)