Pasuruan (WartaBromo.com) – Kirab Pataka menjadi awal peringatan hari jadi Kota Pasuruan ke 334, Sabtu (08/02/2020). Berbagai kesenian budaya ditampilkan pada pawai ini.
Kirab ini dimulai dari kantor Walikota Pasuruan, dan berakhir di Gor Untung Suropati. Sebanyak 9 group drumband dari perwakilan Siswa SD se Kota Pasuruan menampilkan persembahan pembuka kirab. Ratusan peserta ini melakukan kirab sejak pukul 08.00 – 10.00 WIB.
Tak hanya drumband saja, beberapa tarian turut meramaikan dalam acara kali ini. Seperti tari Terbang Bandung yang diperagakan 260 peserta dari perwakilan siswa SD-SMP se Kota Pasuruan. Ada juga pertunjukan tari Surga-Surgi seperti nama pendopo Kota Pasuruan.
Raharto Teno Prasetyo, Plt Wali Kota Pasuruan mengatakan, stabilitas kota yang kondusif menjadi modal suksesnya pembangunan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk setiap warga.
“Seperti tema Hari Jadi Kota Pasuruan ke-334 Kota pasuruan guyub rukun, damai, maju, berdaya saing dan sejahtera. Oleh karenanya Saya berharap agar sinergitas yang sudah terbangun baik ini bisa kita kembangkan bahkan kita ditingkatkan,” papar Teno.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Pasuruan, Hardi Utoyo mengatakan, kirab ini memang mengusung kearifan lokal. “Tak hanya tarian, ada juga komunitas jaranan, angklung, teater, barongsai dan wushu,” ungkap Hardi.
Jajaran pemerintahan termasuk Plt Wali Kota Pasuruan, Raharto Teno Prasetyo dan Kepala OPD ikut rombongan arak-arakan itu. Para pejabat di Kota Pasuruan itu memakai kostum serba putih, dan menaiki delman menuju GOR.
Sesampainya disana, rombongan disambut oleh Cak dan Ning Kota Pasuruan. Beberapa pertunjukan kesenian juga ditampilkan, seperti lawakan dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk peresmian hari jadi Kota Pasuruan ditandai dengan pelepasan 12 merpati oleh Walikota Kepala OPD Kota Pasuruan.
“Selain itu, ada juga penabuhan lesung oleh istri walikota dan jajarannya,” ujar Hardi.
Serangkaian acara yang mengusung tema kebudayaan ini diharapkan bisa menarik pemuda untuk lebih perhatian terhadap budaya lokal. “Dengan kirab, kami ingin menunjukkan kalau Kota Pasuruan mempunyai budaya yang khas,” pungkasnya.
Nampaknya upaya ini telah membuahkan hasil. Sebab, warga kota Pasuruan juga terlihat memadati sepanjang jalan kirab.
“Senang banget, banyak atraksi-atraksi yang di tunjukkan, seperti jaranan yang memainkan cambuk, terus tiba-tiba ada yang jadi,” tandas Gabriel, salah satu penonton. (nul/**)