Pasuruan (WartaBromo.com) – Realisasi retribusi tempat wisata Kabupaten Pasuruan lampaui target, mencapai Rp1,18 miliar. Tosari jadi penyokong tambahan siginifikan hingga retribusi melebihi yang dicanangkan.
Target retribusi tempat wisata yang dikelola Pemkab Pasuruan, sedianya sudah dinaikkan hingga Rp950 juta pada perubahan APBD. Namun, sampai akhir tahun 2019 lalu, realisasinya justru tetap tinggi.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Pasuruan, Agung Mariyono melalui Sekretaris Disparbud, Gunawan Wicaksono mengatakan, penerimaan retribusi tempat wisata yang dikelola diklaim bagus, karena melebihi angka Rp1 miliar.
“Awal tahun 2019 kemarin, target awal kita hanya Rp800 juta. Namun dalam evaluasi dan ada potensi peningkatkan retribusi maka kita naikkan target menjadi Rp950 juta,” kata Gunawan, kemarin.
Dijelaskan Gunawan, realisasi penerimaan sepanjang tahun lalu dicatat sebesar Rp1,18 miliar. “Menyumbang cukup tinggi. Bahkan lebih dari 30% ke PAD,” tandasnya.
Capaian tinggi ini dinilai adanya sokongan satu tempat baru yang dikelola Pemkab Pasuruan mulai tahun 2019 lalu, yakni Tosari. Keberadaan Wisata di Tosari menambah pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata.
Seperti diketahui, lokasi wisata yang dikelola Disparbud di antaranya pemandian alam Banyu Biru. Kemudian danau Ranu Grati, dan tempat wisata Tosari. Untuk Kecamatan Tosari, tentu saja yang menjadi unggulan adalah Gunung Bromo.
Dari 3 lokasi tersebut kenaikan tiap tahun diakui terjadi secara bertahap. Namun, di tahun 2019 ini yang kenaikan penerimaannya cukup signifikan.
Sekadar catatan, tahun 2016 lalu dari target Rp575 juta bisa terealisasi Rp707 juta. Lalu pada tahun 2017 dari target Rp600 juta malah capaian meningkat, yakni Rp707 juta.
“Sedangkan tahun 2018 dari target Rp700 juta bisa mencapai Rp823 juta. Dan di tahun 2019 lonjakan cukup tinggi dari target Rp950 juta bisa tercapai Rp1,18 miliar,” imbuhnya.
Naiknya penerimaan retribusi wisata ini dikatakan lebih pada pada penerapan retribusi di Tosari yang mulai ditarik pada pertengahan 2018 lalu. Penerimaan tempat wisata Tosari hingga Rp278,395 juta.
Meski demikian hasil retribusi tertinggi tetap Banyu Biru, mencapai Rp866,91 juta, kemudian berlanjut penerimaan dari danau Ranu Grati sebanyak Rp43,356 juta.
Gunawan menilai, Banyu Biru menjadi tempat penerimaan retribusi terbesar, karena jumlah kunjungan terdapat kecenderungan terus meningkat.
“Selain rutin pengunjung dari wisatawan lama dan sekitar. Juga dari mulut ke mulut makin menarik karena selain wisata khas lokal. Juga rencana menjadi wisata halal menjadikan Banyu Biru makin menjadi magnet bagi wisatawan,” ujarnya. (mil/ono)