Ratna Indah Kurniawati, Berjuang Melawan Stigma Kusta

6778

Kekuranglengkapan pemahaman itulah yang menyebabkan masyarakat keliru dalam menangani penderita kusta. Indah mengaku, bahkan suaminya sendiri, Miftahul Ulum (45), saat awal-awal dulu juga mengalami kesalahpahaman itu.

Suatu hari datang seorang pasien bertamu ke rumahnya di Desa Cukur Gondang, Kecamatan Grati, Pasuruan. Ia mengatakan pada Ulum, jika orang tersebut adalah penderita kusta.

Hal itu menjadikan Ulum khawatir berlebihan. Sepulangnya si tamu, Ulum membuang gelas bekas mulut si tamu. Kursi yang tadi diduduki si tamu juga dijemur. Ia marah-marah pada istrinya dan melarang pasien kusta datang ke rumahnya. ke halaman 2

Ratna Indah Kurniawati, perawat di Puskesmas Grati, Kabupaten Pasuruan.

“Ya karena pemahamannya kurang. Setelah saya jelaskan pelan-pelan, saya kasih pemahaman. Sekarang dia mendukung,” kata Indah.

Pasuruan Masuk Lima Besar di Jatim

Pasuruan, pada tahun 2019 lalu, termasuk dalam lima besar penderita kusta terbanyak se-Jawa Timur. Dinas Kesehatan Jawa Timur mencatat, terdapat 2.610 penderita di kawasan administratifnya, terhitung sampai tanggal 11 Januari 2019.

Pasuruan ada di peringkat empat dengan 193 penderita kusta, kemudian disusul Kabupaten Lumajang dengan 171 orang, dan Probolinggo dengan 125 orang.

Sementara penderita kusta di Jawa Timur paling banyak berada Madura dengan rincian 381 orang di Sumenep, 232 orang di Sampang dan 207 orang di Bangkalan.

Penderita kusta berdaya (ilustrasi).

Indah, sejak menjadi altruis bagi penderita kusta pada tahun 2010, menyebut sampai tahun ini ada 400 pasien kusta yang telah ia tangani. Dan sekarang ada 50 orang yang telah mentas dari penyakit kusta tengah ia berdayakan.

Mereka, oleh ibu dari dua orang anak ini, difasilitasi berbagai macam pelatihan untuk menunjang perekonomian. Mulai dari menjahit, ternak jangkrik, ternak kambing, dan ternak ayam. Dukungan dari lintas sektor pun berdatangan untuk membantu proses pemberdayaan ini.

Kini, menurut Indah, sudah ada beberapa mantan penderita kusta yang mandiri secara ekonomi. Salah satunya Alfan (45), mantan penderita kusta yang sekarang memiliki sejumlah pom bensin mini di beberapa tempat.

Baca juga: Kasus Kusta, Pasuruan Rangking 4 se-Jatim

Ke depan, ia berharap agar para penderita kusta selalu mempunyai semangat untuk berkarya dan berdaya. Penyakit kusta bisa dicegah dan disembuhkan. Walaupun sampai menyebabkan kecacatan, selama kemudian mendapat pengobatan dengan benar, maka penyakit itu akan sembuh dan tak lagi menular.

Pemahaman ini penting untuk sering dikampanyekan kepada khalayak umum, agar tidak ada lagi penderita kusta yang diasingkan dalam keadaan hidup maupun mati, seperti Somat. (*) ke halaman awal

 

.

 

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.