Kraksaan (wartabromo.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo menggelontorkan gula murah ke pasaran. Hal ini supaya kenaikan harga gula pasir tidak melambung dan menyebabkan inflasi.
Dalam sehari, setidaknya ada 1 ton gula pasir digelontor ke pasar. Seperti di Pasar Semampir Kraksaan dan Pasar Sebaung Gending pada Senin, 27 Januari 2020. Harganya pun hanya Rp11.500 per kilogram, di bawah harga pasaran di kisaran Rp13-14 ribu per kilogram.
“Salah satu upaya adalah dengan menggelontorkan gula murah ke pasar. Sebagai upaya menjaga stabilitas harga agar tidak terus meroket. Apalagi beberapa bulan lagi sudah memasuki Ramadan,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi, Selasa, 28 Januari 2020.
Ia mengatakan kenaikan harga gula pasir saat ini, merupakan hukum ekonomi. Dimana ketersediaan stok gula pasir menipis, sementara permintaan pasar cenderung meningkat.
Apalagi Bulog yang sebelumnya diberikan kewenangan, sudah dicabut wewenangnya. Sehingga untuk mengendalikan ataupun penyeimbang harga, sudah tak berlaku.
“Saat ini gula dari PTPN XI atau produsen lainnya, langsung dilempar ke pasaran atau pedagang. Sehingga Bulog tidak lagi dapat mengendalikan harga atau menyeimbangkan harga. Harga gula akhirnya mengikuti pasar,” tutur mantan Kasatpol PP Kabupaten Probolinggo itu.
Sementara itu, saat ini pihaknya akan melakukan operasi pasar bersama PTPN. Kegiatan ini untuk memantau harga gula pasir di setiap pasar.
“Namun, untuk jadwal dan di pasar mana, menyesuaikan dengan kebutuhan,” ujar pria yang hobi bersepeda tersebut.
Sebagaimana diwartakan sebelumnya, 3 bulan jelang Ramadhan 1441 H, harga gula di Kabupaten Probolinggo merangkak naik. Di sejumlah pasar tradisional, harganya menyentuh Rp14 ribu per kilogram.
Seperti yang terjadi di Pasar Semampir, Kecamatan Kraksaan. Pedagang menjual gula di kisaran Rp13 – Rp14 ribu per kilogram. Padahal normalnya di kisaran Rp11 ribu per kilogram. Kenaikan itu, dikeluhkan karena memberatkan warga. (cho/saw)