Gempol (WartaBromo.com) – Banjir di sebagian wilayah Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan belum sepenuhnya surut. Sebagian titik terpantau masih terendam.
Banjir yang semula menerjang di beberapa Dusun di Desa Gempol kini terlihat mulai surut. Hanya saja, perumahan Gempol Citra Asri (GCA) masih kebanjiran.
Perumahan GCA sendiri berada di antara 2 Desa, yakni Gempol dan Kejapanan. Ada ratusan kepala keluarga (KK) dicatatkan terdampak banjir kali ini.
“Yang berada di Gempol ada 270 KK dan Kejapanan ada 450 KK kesemuanya warga perumahan GCA,” ungkap Samsul Bandi, Kasi Kesra Desa Kejapanan, Jumat (24/1/2020).
Terlihat air masih menggenang di jalan utama dalam perumahan, dengan ketinggian rata-rata mencapai 30 sentimeter. Sehari sebelumnya, di tempat ini, ketinggian air sampai pada paha orang dewasa atau 50 sentimeter lebih.
“Sudah surut hampir 20 sentimeter,” kata Bandi.
Kondisi tersebut, dipastikan cukup mengganggu aktivitas warga. Selain itu, warga juga masih mengamankan barang dan perabotan. Bahkan berbagai kendaraan seperti mobil dan motor juga nampak terparkir di depan gang yang tak terendam.
Yuyun, salah satu warga perumahan GCA, mengakui tak bisa berbuat banyak, meski barang-barang dalam rumahnya terendam. Ia hanya bisa pasrah menunggui air surut, masih tetap bertahan di dalam rumah.
Menurutnya ia dan banyak warga lainnya masih belum dapat memasak dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk beraktivitas sehari-hari, seperti berangkat bekerja masih bisa dilakukan.
“Puji Tuhan, meskipun masuk rumah tapi masih ada tempat buat tidur, kan ketinggian air gak sampai ngerendam tempat tidur,” syukurnya.
Eko Nuryadi, Staf Dinas PU dan SDA Kabupaten Pasuruan mengatakan air yang belum surut itu dikarenakan intensitas curah hujan tinggi, sedangkan air tak bisa langsung terserap ke dalam tanah.
Sehingga, menurutnya air yang merendam perumahan itu, membutuhkan waktu cukup lama.
“Jika biasanya curah hujan di angka 90-95 itu saja sudah banjir. Apalagi hujan yang kemarin lusa itu mencapai angka 115,” terang Eko Nuryadi.
Selain curah hujan, Ia juga mengungkapkan, kondisi tanah sudah pada pada titik jenuh. “Pada daerah tangkapan air atau daerah hilir rendah, jadi air melambat dan lama, genangan air tenang,” tambahnya.
Kondisi air banjir kali ini diungkapkan lebih parah juga disebabkan bangunan jembatan yang berada di beberapa anak sungai cukup rendah, hingga menyentuh permukaan sungai.
“Jadi jika ada sampah, itu akan tersendat. Akibatnya air tidak dapat mengalir dengan cepat,” imbuhnya.
Saat ini beberapa bantuan baik dari relawan maupun dari dinas sosial sudah beberapa kali diturunkan. Seperti, nasi bungkus, diapers, air mineral, dan obat-obatan.
Eko juga menyebutkan, beberapa penyakit yang mungkin bisa terjangkit di antaranya penyakit kulit. “Ya seperti kutu air, cuman kalau DBD masih belum ada. Semoga tidak ada,” ungkapnya.
Posko bencana alam sudah didirikan sejak 2 hari yang lalu di Balai Desa Gempol. Selain itu, dari Tagana juga telah menyiapkan dapur umum untuk kebutuhan warga, sejak kemarin sore.
“Dapur umum ini akan tetap ada sampai banjir benar-benar surut,” kata Anthok, anggota Tagana.
Sementara, kondisi jalan raya Viaduk Gempol, kini sudah kembali normal, setelah air tak lagi merendam. Sebelumnya, seharian kemarin, jalanan tertutup air, hingga arus lalulintas terganggu. (trn/ono)