Probolinggo (wartabromo.com) – Jumlah kunjungan wisatawan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mengalami penurunan sepanjang 2019. Selisih penurunan wisatawan, mencapai lebih dari 160 ribu orang, dibanding 2018.
Dari data Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS), kunjungan sepanjang 2019 tercatat 690.831 orang. Jumlah itu, kalah jauh dari tahun sebelumnya yang mencapai 853.016 orang. Alias berkurang sebanyak 162.185 wisatawan.
“Dari identifikasi dan evaluasi kami, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan jumlah pengunjung,” kata Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Kehumasan BBTNBTS, Sarif Hidayat kepada wartabromo.com melalui sambungan selularnya pada Selasa, 21 Januari 2020.
Ada 4 faktor penyebab menurunnya jumlah wisatawan. Pertama, penutupan kegiatan di Gunung Semeru Lumajang dari 3 Januari hingga 11 Mei 2019 untuk membenahi lingkungan dan fasilitas. Lalu 22 September 2019 karena kebakaran hutan lahan (Karhutla) dan juga cuaca.
Hingga kini pendakian Gunung Semeru masih ditutup dan belum diketahui kapan akan dibuka kembali. “Salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan jumlah wisatawan adalah penutupan pendakian Gunung Semeru,” ujarnya.
Faktor kedua adalah adanya erupsi Gunung Bromo di awal-awal tahun 2019. Antisipasi dampak negatif erupsi Bromo juga berpengaruh pada minat kunjungan ke kawasan.
Faktor lainnya adalah munculnya destinasi baru (alami atau buatan) yang tidak kalah menarik di tempat lain. Yang memunculkan rasa ingin tahu tinggi untuk berkunjung ke destinasi baru tersebut.
“Dugaan naiknya tiket transportasi udara di 2019, diduga berpengaruh juga pada kunjungan ke Bromo,” ungkap Sarif.
Saat ini, aktifitas vulkanik juga menjadi faktor ditutupnya pendakian Gunung Semeru. Hari ini, Gunung Semeru berada pada Status Level II (Waspada). Terdeteksi mengalami aktifitas vulkanik berupa erupsi dengan tinggi kolom mencapai 400 meter dari puncak. Sementara Gunung Bromo, statusnya juga pada Level Waspada. (cho/saw)