Pasuruan (Wartabromo.com) – Saat membeli barang, brand menjadi salah satu penentu. Umumnya, merk luar negeri yang paling digandrungi karena alasan kualitas.
Ya, selama ini merk luar negeri dikenal mempunyai kualitas bagus dengan harga selangit. Padahal, ada merk lokal yang kualitasnya tak kalah dengan produk luar negeri.
Contohnya saja merk-merk lokal di bawah ini. Produk tersebut sering dianggap merk luar negeri jika dilihat dari segi nama, harga juga kualitasnya sekelas merk asing.
Siapa saja mereka?
Wartabromo telah merangkum dari berbagai sumber merk apa saja yang sering dianggap produk luar, padahal brand tersebut adalah produk dalam negeri.
1. Hoka Hoka Bento
Mendengar Hoka Hoka Bento (Hokben), pasti banyak yang mengira brand restoran yang menyajikan makanan Jepang ini berasal dari Jepang. Ternyata, Hokben menyediakan produk lokal yang kualitas makanannya tidak kalah sama makanan Jepang asli. Resto ini pertama didirikan di Kebun Kacang, Jakarta dibawah naungan PT Eka Bogainti.
2. Eiger
Merk ini pasti tak asing bagi para pecinta alam. Eiger sering dianggap produk asing karena namanya diambil dari puncak tertinggi di Jerman. Padahal pusat perusahaan Eiger ada di Kota Bandung. Harganya juga terkenal di atas rata-rata merek lokal yang lain.
3. Tomkins
Siapa yang tak kenal dengan Tomkins, merk sepatu yang terdengar kebule-bulean. Padahal sepatu ini asli dari Bandung. Tersedia berbagai ukuran dari dewasa hingga anak-anak. Merk ini sering dianggap merk luar negeri, karena harga yang ditawarkan cukup tinggi tapi dimbangi kualitas yang mumpuni.
4. Lea
Produsen celana jeans satu ini memang menggambarkan logo bendera Amerika Serikat. Iklannya pun menggunakan model luar negeri.
Ya, nuansa Amerika sengaja diusung untuk mengamini bahwa jeans terbaik memang dari Amerika. Tapi, produk satu ini merupakan asli Indonesia lho. PT Lea Sanent adalah kantor pusatnya yang berada di Jakarta Barat.
5. Polygon
Polygon terkenal dengan produk sepedanya. Mulai dari produksi sepeda gunung, sepeda mini, BMX, hingga sepeda lipat. Pabriknya berpusat di Sidoarjo. Dulu memang pertama kali produk ini dijual di luar negeri. Barulah dibawa ke dalam negeri. Itu lantaran, kala itu orang-orang Indonesia sendiri cenderung lebih percaya produk import.
Waduh, ternyata tanpa disadari masih banyak yang tak mengenali karya bangsa sendiri. Mulai sekarang, yuk kenali dan cinta produk dalam negeri. (bel/may)