Yuli mengatakan, ada banyak rumah sakit yang diambilnya. “Lebih kalau 30 rumah sakit. Dari Surabaya sampai Banyuwangi,” sambungnya.
CV Alam Jaya bukanlah satu-satunya pihak ketiga yang mengais manfaat dari sisa kegiatan usaha yang dilakukan RSUD Bangil. Masih ada pihak lain yang juga ikut mengambil untung dari sisa kegiatan usaha rumah sakit. Yakni, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang mengambil sisa sampah berupa kardus-kardus bekas dan botol bekas air kemasan.
Di sisi lain, kendati disebutkan ada tiga pihak yang turut terlibat dalam pengelolaan sampah di rumah sakit Bangil, hasil penelusuran Tempo-WartaBromo mengatakan lebih dari itu. ke halaman 2
Sebuah mobil pikap warna hitam pelat nomor N 8743 TH, didapati keluar dari depo tempat penampungan sementara (TPS) RSUD Bangil pada 22 Agustus 2019 lalu. Mobil lantas menuju Pejangkungan, Kecamatan Rembang. Sebuah desa yang berada sekitar dua kilometer dari rumah sakit.
Usai melewati kantor balai desa setempat, pikap penuh muatan itu akhirnya berhenti di depan sebuah gudang kayu yang tak seberapa besar itu.
Benar saja. Di gudang dengan ukuran sekitar 3×7 meter dan menghadap ke timur itulah muatan dari rumah sakit tersebut diturunkan.
Baca: Legit Manis Limbah Medis (1)
Sekilas, sampah-sampah tersebut masuk seperti sampah rumah tangga biasa alias non-medis. Namun, setelah ditelisik lebih jauh, turut dalam bagian yang diangkut adalah sisa-sisa kemasan obat. Seperti ampul, hingga obat-obat yang telah kedaluarsa.
Terkait temuan tersebut, Nabil menepisnya. Namun, saat ditunjukkan gambar aktivitas bongkar muat yang didapat Tempo-WartaBromo, Nabil tidak banyak penjelasan.
Ia berdalih bila kemasan dan sisa obat yang diangkut tersebut kemungkinan bocor. “Bisa jadi itu cuma terbawa. Nanti akan coba kami benahi setelah ini,” jelasnya. (Bersambung) ke halaman awal