Otomatis tidak bisa dalam semenit laporan, menit berikutnya langsung terjawab. Mbok kira orang pacaran? Orang pacaran aja gak secepat itu balas chatnya. (malah curhat).
Sementara, dalam Facebook Lapor Lumajang, semenit laporan, dalam menit yang sama ada balasan dari warganet. Ntah mereka memberi pengalaman serupa dengan pembuat komentar, atau bahkan memberi masalah baru bagi OPD yang bersangkutan. Yang paling tidak nyambung dan tidak penting, mereka yang membuat bullyan, manas-manasi warganet lain atau bahasa ilmiahnya komporisasi.
Lebih lucunya lagi, jika ada yang menuliskan saran kepada Pemkab, terus si warganet beda pendapat, malah mengomentari si pembuat saran. Ya kan buat apa? Kan tinggal menentukan, ini saran masookk ora? Kalau ra-masook ya gak usah dipakai. Gitu aja kok ruepot. ke halaman 2
Nah doi-doi ini yang doyan memancing keributan perlu dibasmi. Wong Bupati Lumajang aja sempat terpancing kok dengan keributan warganet ini.
Ini beritanya Seniman Ribut Tak Diberi Uang Saku, Cak Thoriq Geram
Kalau misalnya, keributan ini tidak hanya terjadi di dunia maya, tapi dibawa ke dunia nyata, gimana? Oh bukan nakut-nakuti, ini namanya melakukan pencegahan. Sebab, kebebasan di dunia maya ini susah terbendung, bolo…..
Pumpung grup masih baru dengan prestasi yang cukup membanggakan karena jadi satu-satunya Pemda yang nekat membuka kolom aduan secara bebas. Solusi harus segera didapatkan.
Terlepas dari itu semua, penulis tetap mengapresiasi dengan program ini. Kolom pengaduan OPD patut untuk dipertahankan. Utamanya di website.
Sekadar informasi nih, Pemkab punya 2 sarana pengaduan via online. Pertama, lewat website yang harus isi data diri plus KTP, kedua via Facebook.
Sementara di Facebook ini, nanti dirunning ke website sendiri. Khusus untuk menampung laporan warga beserta jawaban. Atau jika belum dijawab, ada keterangan belum ditanggapi.
Sebenarnya dari sini sudah tahu kan, running dari Facebook ke website khusus ini untuk memfilter hal-hal tidak penting itu. Supaya bisa fokus, laporan apa, jawaban yang mana. Begitu.
Sepertinya juga bisa jadi inspirasi untuk pemerintah di Pasuruan atau Probolinggo soal inovasinya. Bukan soal sarana memancing keributannya ya…. (“) ke halaman awal