Pasuruan (WartaBromo.com) – Langkanya solar di Kabupaten Pasuruan membuat pembeliannya dibatasi. Pembeli hanya bisa mengisi maksimal Rp 200 ribu per kendaraan.
Budi, sopir asal Jakarta mengungkapkan keberatannya dengan pembatasan ini. Sembari bongkar muatan di Wonokoyo, Kecamatan Beji, Budi mengeluhkan seretnya solar.
“Kita kan jadi rugi waktu, rugi tenaga juga rugi materi,” keluhnya, Jumat (15/11/2019).
Pembatasan ini kata Budi tak sesuai dengan waktu untuk mengantre di SPBU. Pengisian Rp 200 ribu kata Budi tidak bisa mencukupi kebutuhan tangki.
Apalagi jika barang yang dikirim merupakan makanan beku. Mesin freezer butuh solar agar tetap dingin. Apabilan mesin mati, bukan tidak mungkin barangnya akan rusak.
“Sedangkan client tidak mau tahu, penyebab barangnya tak sampai tepat waktu atau rusak,” tambahnya.
Budi kemudian meminta Pemerintah segera mengatasi hal ini. Karena bahan bakar solar menjadi kebutuhan armada seperti truk untuk tetap bisa melaju.
“Kalau misalnya pemerintah mau naikin harga solar, langsung naikin saja. Jangan dengan cara membatasi kesediaan solar. Kan merugikan banyak orang,” pungkasnya.
Sementara itu, Abi Yazid, petugas SPBU Cangkringmalang mengatakan, kelangkaan terjadi sejak beberapa hari terakhir. Itu terjadi karena pengiriman yang seret.
“Dari semalam solar itu gak ada. Dulu, kalau solar habis, pesen langsung dikirim. Sekarang, kalau habis kita pesan 2-3 hari baru bisa dikirim,” ungkap Yazid.
Sekadar diketahui, beberapa SPBU mulai Pandaan hingga Gempol pasokan solarnya kosong. Akibatnya antrean di SPBU yang menyediakan solar mengular. (trn/may)