Jakarta (wartabromo.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo menandatangani kesepakatan pembangunan industri halal dengan Gerakan Desa Emas (GDE). Kerjasama ini, diharapkan menjadikan Probolinggo sebagai salah satu kabupaten yang memiliki desa yang mandiri dan sejahtera.
Penadantanganan dilakukan antara Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari dengan Ketua Gerakan Desa Emas, Iwan A Fuad. Kerjasama itu merupakan salah satu rangkaian acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2019).
Bupati Probolinggo, P Tantriana Sari menjelaskan, kerjasama ini adalah salah satu upaya membangun desa. GDE dinilainya dapat mendampingi masyarakat dalam melakukan wirausaha.
“Pada dasarnya ini bentuk aksi kami terhadap perintah presiden, bahwasanya kita bersepakat bahwa membangun Indonesia kita mulai dari desa,” kata Bupati Probolinggo usai melakukan penandatanganan kerjasama.
Pada prosesnya, Tantri kemudian menindaklanjuti dengan bekerjasama dan diskusi dengan Yayasan Desa Emas, sampai terdapat kesepakatan program desa emas untuk melakukan pendampingan di seluruh desa.
“Di Kabupaten Probolinggo sebanyak 330 desa,” lanjut wanita yang karib dipanggil Tantri itu.
Ia yakin kerjasama tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Menginspirasi masyarakat Probolinggo untuk mengembangkan seluruh potensi ekonomi yang ada. Mengakselerasi pembangunan yang dicanangkan oleh Pemkab Probolinggo.
“Harapannya dengan kehadiran desa emas tentu, masyarakat mendapatkan semangat bahwa seluruh potensi di desa itu bisa dikreasi bersama untuk menjadi pilar ekonomi di desa, dan imbasnya pada peningkatan kesejahteraan masyarakat desa,” ujar Bupati Probolinggo 2 periode tersebut.
Sementara itu, Iwan mengatakan, GDE ingin membantu Probolinggo mempercepat pertumbuhan ekonomi halal desa di Kabupaten itu. Sehingga mampu manciptakan desa dengan karakter entrepreneur, mandiri, adil, dan sejahtera. Mempercepat akselerasi gerakan desa yang tumbuh dari bawah.
“Kemudian memiliki perubahan yang signifikan dan kemudian desa itu memiliki karakter EMAS, entrepreneur, mandiri, adil dan sejahtera. Di situlah, kita akan ukur nanti bagaimana pertumbuhan ekonomi desa, setelah kita lakukan gerakan di sana. Kita lihat perubahan kemiskinan, industri desanya juga akan kita liat,” ujar Iwan.
Iwan juga mengatakan, ada beberapa program yang akan direalisasikan dalam kerjasama itu. Ada 5 pilar, di antaranya pembangunan karakter desa melalui pelatihan di berbagai bidang terutama wirausaha.
“Pertama pembangunan karakter dan ekonomi, melalui vokasi dan latihan. Pemuda desa yang di sana itu kita latih agar memiliki mindset untuk membangun desa bersama dengan pemerintah,” terang Iwan.
Kedua adalah membangkitkan semangat gotong-royong antar sesama masyarakat desa maupun dengan lembaga desa. Selain itu program bina dana dan investasi desa.
“Kelembagaan desa kita hidupkan. Mereka mulai sinergi antar warga desa dengan kelembagaan desa yang ada,” ujarnya.
“Bina dana dan investasi kita coba masukan juga mitra dari luar untuk bisa berkolaborasi dengan kawan-kawan yang jaringan Gerakan Desa Emas,” kata Iwan selanjutnya.
GDE juga akan memfasilitasi pasar dan industri terhadap produk yang dihasilkan warga setempat. Sehingga produk tersebut dapat memiliki pasar yang baik. “Pilar pasar dan industri, kita cari pasar di luar yang bisa mengambil produk dari desa,” tandas Iwan.
Selain dengan Probolinggo, GDE telah melakukan kerjasama dengan Kabupaten Trenggalek, Sumbawa Barat, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Bogor, dan Kota Banjarbaru. Sementara itu, GDE juga melakukan kerjasama dengan Provinsi Lampung dan Jawa Barat. (saw/**)