Galfok SDN Gentong

5586

Selang sebulan, A memodifikasi sistem pengereman motor sport itu ke seseorang bernama C.
Modif rem telah dilakukan dan A menguji coba motor dengan langsung menarik gas kencang-kencang.

Tanpa diduga-duga, laju motor tak bisa dihentikan sampai kemudian A mengalami celaka di jalanan.
Ternyata, tatkala rem dimodifikasi, saat itu belum diisi dengan minyak rem.

Hal aneh kemudian, justru ada tudingan, si A menjadi korban kecelakaan gara-gara membeli motor dari seorang penadah motor curian bernama B.
Semua pun pada sibuk pelototi B, sebagai sosok yang paling bertanggungjawab terhadap kecelakaan yang dialami A. ke halaman 2

Seperti kali ini. Dua orang pelaksana pekerjaan tahun 2012 itu tetiba dijadikan tersangka.
Semua seakan-akan sibuk mencari siapa keduanya.
Semua sepertinya bebas-bebas saja menilai siapa keduanya.

Baca Juga :   Tracing Kontak Erat Guru di SDN Kebonsari, 3 Murid Reaktif Swab Antigen

Sebagaimana diungkapkan, sebenarnya fokus penanganan kali ini diarahkan ke mana?
Karena sekali lagi ditegaskan, ada dua nyawa melayang di kasus ambruknya atap itu.
Langkah pasti adalah harus ditemukan dulu apa yang jadi sebab atap itu ambruk.

Sangat tidak adil, bila konsentrasi diarahkan pada suatu hal yang sebenarnya jauh dari perkara celaka di hari Selasa itu.

Semacam analogi kecelakaan terjadi gara-gara motor yang dikendarai dibeli dari penadah, sebulan lalu.

Mirip dengan perhatian penanganan hukum soal dua tewas, mengesampingkan fakta, bahwa pada tahun 2017 terdapat pekerjaan perbaikan hingga merubah keseluruhan bagian atap gedung SDN Gentong itu. (*) ke halaman awal