Pasuruan (WartaBromo.com)- Proses penyelidikan atas ambruknya atap empat ruang kelas SD Negeri Gentong, Kota Pasuruan terus berlanjut. Setelah rekanan penyedia material, eks pejabat Dispendik juga turut dihadirkan.
Kabid Humas Polda Jatim Kombespol. Barung Mangera mengatakan, saat ini pihaknya masih mengumpulkan keterangan dari para pihak. “Masih kami lanjutkan di pemeriksaan saksi-saksi dan pihak terkait,” katanya via WhatsApp, kemarin.
Setelah empat orang dari rekanan penyediaan bahan material untuk keperluan rehab serta Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), pemerikasaan dilanjutkan dengan menyasar kalangan pejabat Dispendik.
Menurut Kabid Humas, beberapa di antara yang dipanggil selain keempat saksi sebelumnya adalah Subandrio, eks kepala Dinas Pendidikan Kota Pasuruan tahun 2012 dan juga Ida Ariyani.
Dijelaskan Kabid Humas, Ida dihadirkan guna didengar keterangannya sebagai ketua panitia rehab SD Negeri Gentong tahun 2012 lalu.
Kebetulan, saat itu, Ida juga baru menjabat sebagai kepala sekolah setempat. Ia menggantikan kepala sekolah sebelumnya, yang saat ini disebutkan telah meninggal dunia.
Selain Ida, pihak lain yang juga turut dipanggil adalah Machfea, selaku bendahara SDN Gentong Kota Pasuruan. Saat itu, yang bersangkutan juga menjabat sebagai bendahara rehab ruang kelas SDN Gentong Kota Pasuruan tahun 2012.
Bukan hanya pihak internal sekolah. Penyelidik dari Unit III Tindak Pidana Korupsi Polres Pasuruan Kota juga memanggil Dedik, yang disebut-sebut sebagai pelaksana rehab SDN Gentong.
Saat hearing bersama DPRD Kota Pasuruan, Kamis (7/11/2019) pagi, Dispendik menyebut CV. Adi Persada sebagai pelaksana rehab dengan total nilai Rp 256,7 juta itu. Namun, apakah Dedik berasal dari CV dimaksud, belum bisa memastikan.
Pihak lain yang juga turut dimintai keterangan adalah Sutaji Effendi. Ia merupakan penanggung jawab teknis pada Panitia Pembangunan Sekolah pada pekerjaan rehab ruang kelas SDN Gentong Kota Pasuruan tahun 2012.
Seperti diketahui, empat ruang kelas SD Negeri Gentong, Kota Pasuruan ambruk saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, Selasa (5/11/2019). Dalam insiden itu, satu siswi serta seorang guru meninggal dunia usai tertimpa reruntuhan. (asd/asd)